Review Alice in Borderland, menegangkan dengan visual bak film blockbuster
Alice in Borderland merupakan serial baru Netflix asal Jepang yang menceritakan tentang Arisu dan warga Tokyo lainnya yang masuk ke dalam dunia gim.
Serial Jepang keluaran Netflix - Alice in Borderland baru-baru ini ramai dibicarakan di kalangan pecinta manga dan gim. Serian ini berhasil menerima rating yang baik di Rotten Tomatoes. Sesuai judulnya, serial ini menceritakan tentang sekelompok anak muda yang masuk ke dalam dunia gim dengan latar kota Shibuya. Mereka harus bertahan hidup di dalam dunia gim tersebut dan mengikuti alur permainan dengan melewati suatu batas yang disebut borderland.
Diperankan oleh Kento Yamazaki sebagai pemeran utama Ryohei Arisu. Ia adalah pemuda yang hobi bermain gim dan diremehkan oleh keluarganya karena dianggap tidak berguna. Namun di dunia gim, ia menjadi Ace atau pemain andalan karena kecerdikannya dalam membaca strategi gim.
Salah satu keistimewaan yang sekaligus menjadi pertanyaan para penonton adalah bagaimana Shibuya, salah satu kota tersibuk di dunia dapat dikosongkan tanpa ada hiruk pikuk masyarakat atau kendaraan satupun. Memblokir jalan atau cara serupa lainnya saja tampaknya tidak masuk akal dilakukan di kota itu.
Pada episode pertama, penggambaran Shibuya yang ramai memutar spekulasi penonton ketika beberapa saat kemudian, kota itu menjadi benar-benar seperti kota mati. Namun tahukah kalian kalau itu hanyalah kota tiruan?
Melalui video pendek yang diunggah Netflix di akun Instagramnya, sutradara Shisuke Sato membocorkan cara membuat kota Shibuya kosong. Sato dan tim efek visual membuat tiruan raksasa kota tersebut dan membuatnya semirip mungkin hingga detail terkecil. Kemudian, set akan digabungkan dengan grafis komputer dan bukan sulap bukan sihir, jadilah kota Shibuya yang kosong.