The Predator 2018, perburuan terus berlanjut
Lahirnya predator jenis baru pada sekuel ini diharapkan dapat mengobati kerinduan dari mengerikannya sosok seorang predator itu sendiri. Sayang, Black kurang apik menggarapnya.
Yeay, akhirnya The Predator (2018) sudah muncul di beberapa bioskop. Saatnya mengobati kerinduan akan sosok pemburu antar-galaksi yang juga menjadi salah satu alien berwujud humanoid favoritku.
The Predator (2018) garapan Shane Black dan John Davis ini merupakan sekuel dari film-film terdahulu yang dirilis tahun 1987 (Predator: Soon the hunt will begin), kemudian dilanjutkan dengan Predator 2 yang dirilis tahun 1997. Hal ini dapat dilihat dari arahan sutradara Black yang menunjukan bahwa instansi pemerintah sudah dibentuk untuk menanggulangi krisis semacam ini.
Bahkan, Black menampilkan peninggalan helm tempur dan senjata yang sempat menjadi ikon pada seri predator sebelumnya. Di awal film, Black ingin membuat penonton penasaran. Seperti biasa, ketika film dimulai, sutradara akan memberikan sedikit alur cerita yang membuat penonton menebak-nebak bagaimana arah film ini nantinya.
Berawal dari citra luar angkasa yang indah dan senyap, seketika penonton dikejutkan dengan desingan pesawat luar angkasa. Sebuah pesawat berukuran lebih kecil tampak dikendalikan seorang predator, ia meliuk-liuk berusaha menghindari tembakan dari pesawat predator lain, pesawat dengan ukuran lebih besar.