Facial Recognition resmi dilarang di San Francisco
San Francisco akhirnya melarang penggunaan teknologi pengenalan wajah menyusul banyaknya kesalahan identifikasi yang dilakukan teknologi ini. Namun, haruskah teknologi ini dilarang?
San Francisco akhirnya menjadi kota pertama di Amerika yang melarang penggunaan teknologi pengenalan wajah. Keputusan itu muncul setelah Dewan Pengawas Kota San Francisco melakukan voting dengan hasil 8-1 untuk disahkannya RUU Stop Secret Surveillance Ordinance. Undang-undang tersebut melarang pemerintah kota (termasuk polisi) untuk menggunakan teknologi pengenalan wajah.
Dilansir dari Engadget (15/5), langkah tersebut diajukan oleh Aaron Peskin dalam upaya untuk melindungi hak-hak dan kebebasan sipil. Tujuannya untuk memastikan orang dapat “hidup bebas dari pengawasan pemerintah yang berkelanjutan.” Tak hanya itu, langkah ini juga bertujuan untuk mengurangi munculnya kemungkinan teknologi pengenalan wajah yang digunakan untuk memperburuk ketidakadilan rasial melalui bias teknologi dan penyalahgunaan sistem.
Kendati begitu, undang-undang itu tidak melarang penggunaan kamera sistem yang sudah ada, seperti kamera untuk tubuh dan ShotSpotter. Namun nantinya akan diadakan audit tahunan untuk membuktikan bahwa teknologi tersebut dinilai efektif dan bekerja dengan semestinya.
Beberapa kontra pun bermunculan terkait keputusan itu. Sejumlah kritik menyebutkan bahwa pemerintah seharusnya lebih fokus untuk mencari cara agar teknologi pengenalan wajah dapat digunakan dengan benar ketimbang melarang penggunaannya.
“Ini merupakan hal yang konyol untuk menolak kebenaran bahwa teknologi itu dapat digunakan untuk mengamankan bandara dan perbatasan” ujar Jonathan Turley, seorang ahli hukum di Universitas George Washington.