Ilmuwan kembangkan drone untuk deteksi orang yang selamat
Teknologi ini dapat mengidentifikasi gerakan kecil untuk menunjukkan detak jantung dan laju pernapasan.
Drone dapat dikerahkan dengan cepat setelah bencana terjadi karena bisa dibilang tidak terkendala dari hal-hal seperti jalanan dan jembatan yang rusak. Oleh karenanya teknologi tersebut memiliki peran penting dalam upaya penyelamatan.
Dilansir dari Digital Trends (15/10), tim peneliti internasional mengembangkan drone agar dapat digunakan untuk mencari korban selamat secara otomatis pasca terjadi bencana besar.
Para peneliti dari University of South Australia dan Middle Technical University Baghdad di Irak menunjukkan teknik baru agar dapat membedakan orang selamat di antara korban tewas dari jarak lebih dari 7 meter. Teknologi ini dapat mengidentifikasi gerakan kecil untuk menunjukkan detak jantung dan laju pernapasan.
Drone tidak mencari perubahan warna kulit atau suhu tubuh karena hal ini memerlukan pemantauan dari jarak dekat. Suhu tubuh juga tidak bisa diandalkan di lingkungan yang hangat dan ketika orang mengenakan pakaian khusus.
“Penelitian ini, berdasarkan pada gerakan kardiopulmoner, adalah yang pertama dari jenisnya dan diuji menggunakan delapan orang (empat laki-laki dan empat perempuan) dan manekin, semuanya berbaring di tanah dalam posisi berbeda. Pengujian dilakukan pada siang hari dari ketinggian hingga 8 meter dengan kondisi angin relatif rendah, hasilnya kamera dapat berhasil membedakan antara benda hidup dan manekin,” kata UniSA Profesor, Javaan Chahl.