Ilmuwan kembangkan robot dengan tenaga jamur
Para peneliti di Universitas Cornell telah mengembangkan sepasang robot konsep yang menggunakan mycelia, jaringan jamur bawah tanah yang dapat tumbuh menjadi jamur di permukaan tanah.
Para peneliti di Universitas Cornell telah mengembangkan sepasang robot konsep yang menggunakan mycelia, jaringan jamur bawah tanah yang dapat tumbuh menjadi jamur di permukaan tanah, sebagai sumber daya energi. Mycelia memiliki kemampuan untuk merasakan cahaya dan reaksi kimia serta berkomunikasi melalui sinyal listrik. Inilah yang membuatnya menjadi komponen baru dalam robot hibrida yang suatu hari mungkin dapat mendeteksi kondisi tanaman yang tidak terlihat oleh manusia.
Dilansir dari Engadget (30/8), para peneliti Cornell menciptakan dua jenis robot: satu berbentuk laba-laba lembut dan yang lainnya beroda empat. Mereka menggunakan kemampuan mycelia dalam mendeteksi cahaya untuk mengendalikan mesin-mesin ini menggunakan sinar ultraviolet. Proyek ini melibatkan para ahli dalam bidang mykologi (ilmu tentang jamur), neurobiologi, rekayasa mekanik, elektronika, dan pengolahan sinyal.
Robot jamur ini menggunakan antarmuka listrik yang merekam dan memproses aktivitas elektrofisik mycelia secara real-time setelah memblokir gangguan dari getaran dan sinyal elektromagnetik. Sebuah pengontrol, meniru bagian dari sistem saraf pusat hewan, bertindak sebagai “jenis rangkaian saraf.”
Tim ini merancang pengontrol untuk membaca sinyal listrik mentah dari jamur, memprosesnya, dan menerjemahkannya menjadi kontrol digital yang dikirim ke aktuator mesin. Dua robot jamur ini berhasil menyelesaikan tiga eksperimen, termasuk berjalan dan berputar sebagai respons terhadap sinyal mycelia serta mengubah langkah mereka sebagai respons terhadap cahaya ultraviolet. Para peneliti juga berhasil menggantikan sinyal mycelia untuk mengendalikan robot secara manual, yang merupakan komponen penting jika versi selanjutnya akan diterapkan di alam liar.
Teknologi ini dapat menghasilkan versi lebih canggih yang memanfaatkan kemampuan mycelia dalam mendeteksi reaksi kimia. Dengan demikian, robot masa depan mungkin dapat merasakan kimia tanah pada tanaman dan memutuskan kapan harus menambah pupuk lebih lanjut, “mungkin mengurangi dampak negatif pertanian seperti ledakan alga berbahaya,” kata Profesor Rob Shepherd, ahli rekayasa mekanik dan kedirgantaraan di Cornell.