Ternyata, tantangan terbesar mengirim astronot ke Mars adalah suplai makanan
Hingga saat ini, para peneliti di NASA masih bergelut dengan masalah yang sama : mencari makanan yang bisa dimakan astronot dalam misi ke Mars.
NASA terus mencoba mewujudkan mimpi mereka untuk membawa manusia ke planet Mars. Namun, mereka sadar jika perjalanan ini membutuhkan perjalanan bertahun-tahun. Hal ini menimbulkan satu masalah besar yakni, ketersediaan makanan.
Peneliti NASA menyebut jika makanan -- dan juga nutrisi yang dikandungnya --, ketika dikemas dalam kemasan beku paling lama akan bertahan 2,5 tahun. Sementara perjalanan ke Mars membutuhkan waktu sedikitnya lima tahun. Membawa tanah ke dalam pesawat ruang angkasa pun bukan menjadi pilihan. Penyebab utamanya adalah besarnya beban dari tanah yang harus diangkut agar para astronot dapat menumbuhkan tanaman. Selain itu, nutrisi dalam tanah pun akan berkurang dengan seiring berjalannya waktu.
Untungnya, mereka memiliki solusi. Project manager for Food Production NASA, Ralph Fritsche menyebut jika mereka telah memiliki beberapa opsi. Salah satunya adalah menggunakan teknologi Hidroponik dan juga Aeroponik.
“Di bumi, kita sudah mulai meninggalkan tanah sebagai medium menanam. Sudah memiliki teknologi Hidroponik dan juga Aeroponik. Jadi, kita juga sudah memulai menggunakan teknologi ini,” kata Ralph.
Hidroponik melibatkan pengiriman air dan nutrisi ke akar tanaman menggunakan larutan cair, dan dengan aeroponik tanaman ditanam di lingkungan yang berkabut. Kedua metode ini meniadakan kebutuhan akan terlalu banyak kotoran, yang juga berat dan membutuhkan ruang berharga pada roket.