NASA turun tangan bantu perusahaan penerbangan antariksa
NASA akhirnya turun tangan untuk membantu beberpa perusahaan penerbangan antariksa untuk mengembangkan teknologi mereka. Program ini bernama Announcement of Collaborative Opportunity atau ACO.
NASA akhirnya mengambil inisiatif untuk mempercepat proyek Artemis yang akan membawa manusia kembali ke Bulan. Agensi antariksa itu menyatakan akan mengulurkan bantuan bagi sejumlah perusahaan penerbangan agar dapat mengembangkan teknologi untuk mendukung misi ke luar angkasa.
Dilansir dari The Verge (31/7), kerjasama ini akan dilakukan melalui program bernama Announcement of Collaborative Opportunity (ACO). setidaknya ada 13 perusahaan dengan 19 bidang kerjasama yang tergabung dalam program ini. NASA akan membantu setiap perusahaan tersebut untuk mengembangkan teknologi mereka.
Salah satu perusahaan yang ikut serta adalah Blue Origin. Perusahaan penerbangan milik bos Amazon ini akan mengembangkan sistem navigasi dan pendaratan baru untuk pergi ke Bulan dengan bantuan NASA. Tak hanya itu, Blue Origin juga sedang menguji material baru yang dapat digunakan untuk mesin modul pendaratan di Bulan. Terakhir, kerjasama Blue Origin dengan NASA juga mencakup sistem tenaga baru yang dapat membantu Blue Moon (modul pendaratan Bulan milik Blue Origin) untuk dapat beroperasi di waktu malam pada permukaan Bulan. Suhu malam hari di Bulan diperkirakan mencapai -173 derajat Celcius.
SpaceX tak mau ketinggalan. Perusahaan antariksa milik Elon Musk ini juga mengantongi form kerjasama dengan NASA. Perusahaan ini akan memperbaharui teknologi di roket Starship. Roket ini merupakan elemen penting bagi SpaceX untuk membawa kargo berisi astronot ke Bulan, bahkan ke destinasi yang lebih jauh lagi. Dengan bantuan NASA, SpaceX mencari cara untuk mendaratkan roket ini di Bulan.
SpaceX juga dilaporkan sedang mencari cara untuk mengganti tangki propelan (pendorong roket) di angkasa. Cara ini diprediksi akan menjadi lompatan besar dalam misi luar angkasa. Idelanya, pesawat antariksa dapat mampir ke “depot-depot” pengisian bahan bakar di luar angkasa. Sayangnya, cara ini membutuhkan teknologi yang tidak mudah. Para ilmuwan harus menemukan cara untuk memindahkan bahan bakar yang super dingin dan cenderung tidak stabil. Hal ini akan sulit dilakukan di ruang tanpa gravitasi.