Peneliti ciptakan AI untuk teknologi pengenalan wajah simpanse
Sistem teknologi pengenalan wajah simpanse tersebut sebenarnya dimaksudkan untuk membantu para peneliti melacak simpanse di alam liar.
Para peneliti dari University of Oxford di Inggris dan Kyoto University di Jepang ingin memperluas kemampuan teknologi pengenalan wajah, dengan menciptakan sistem yang bekerja pada wajah simpanse. Sistem kecerdasan buatan (AI) menampilkan tingkat akurasi pengenalan yang mengesankan sebesar 92,5 persen. Sitem ini juga berhasil mengidentifikasi jenis kelamin simpanse hingga 96,2 persen.
Dalam sebuah kompetisi melawan manusia sistem ini memiliki akurasi 84 persen dan mampu menawarkan akurasi 84 persen ketika diminta mengidentifikasi simpanse dalam 100 gambar diam secara acak. Sedangkan manusia hanya mampu mengelola kurang dari setengah atau 42 persen. Selain itu, manusia membutuhkan waktu 55 menit untuk menyelesaikan tugas, sedangkan sistem hanya membutuhkan waktu 30 detik.
Dilansir dari Digital Trends (5/9), sistem teknologi pengenalan wajah simpanse tersebut sebenarnya dimaksudkan untuk membantu para peneliti melacak simpanse di alam liar. Ketimbang harus memindai hewan primata tersebut secara manual, teknologi jenis pengenalan wajah bisa membuatnya lebih mudah untuk mempelajari hewan di habitat alaminya.
“Ini adalah kesempatan unik untuk mempelajari beberapa generasi simpanse, tetapi secara manual mengekstrasi informasi lebih dari seribu jam akan sangat memakan waktu. Agar dapat mengatasi masalah ini, kami mengembangkan model pengenalan wajah agar secara otomatis mendeteksi, melacak, dan mengenali simpanse. Kami menggunakan output dari sistem ini untuk menghasilkan pemeriksaan interaksi sosial kelompok selama bertahun-tahun. Ini dapat menghemat banyak waktu dan sumber daya untuk para peneliti dan ahli konservasi,” kata salah satu peneliti proyek, Dan Schofield.
Penerapan teknologi AI dalam sistem pengenalan wajah simpanse menggunakan deep learning neural network yang dilatih pada 10 juta gambar wajah dari 23 simpanse dalam lebih dari 50 jam rekaman video. Serangkaian data semacam ini memungkinkan untuk menciptakan AI secara akurat.