Pesawat luar angkasa NASA kehabisan bahan bakar

Oleh: Erlanmart - Rabu, 11 Jul 2018 10:23 WIB

NASA terus mengakali Kepler dengan beberapa misi untuk tetap membuatnya ‘hidup’, tetapi tidak ada yang bisa menyelamatkan pesawat ketika kehabisan bahan bakar.

Source: NASA via ExtremeTech

Pesawat luar angkasa Kepler milik NASA sudah menjalankan banyak misi selama sembilan tahun terakhir. Dilansir dari ExtremeTech (10/7), pesawat tersebut telah memantau ribuan planet luar tata surya (eksoplanet). Tetapi kini mengalami kerusakan teknis yang bisa-bisa berujung mengakhiri misinya lebih awal daripada yang direncanakan. NASA terus mengakali Kepler dengan beberapa misi untuk tetap membuatnya ‘hidup’, tetapi tidak ada yang bisa menyelamatkan sebuah pesawat luar angkasa ketika kehabisan bahan bakar. Mereka juga menyatakan Kepler dalam mode sleep.

Kepler mulai beroperasi pada tahun 2009, mengamati sejumlah bintang untuk tanda-tanda adanya planet. Pesawat luar angkasa ini menggunakan metode transit deteksi eksoplanet. Saat eksoplanet mengorbitkan bintang induknya, ada kemungkinan planet tersebut akan lewat depan bintang dari perspektif kita di sistem tata surya. Kepler memperhatikan hal tersebut sehingga dapat mengungkapkan ukuran planet, orbit, dan properti lainnya.

Pengamatan awal Kepler mengalami masalah pada tahun 2013 ketika roda reaksi kedua gagal. Perangkat tersebut berfungsi agar teleskop menunjuk pada target observasinya, yang mana penting untuk berburu planet. NASA mampu menyusun mode operasi alternatif untuk Kepler yang menggunakan teknologi solar wind untuk menstabilkan teleskop dalam periode waktu yang lebih singkat. Metode ini disebut fase K2 yang dimulai pada akhir 2013.

NASA melaporkan bahwa misi awal Kepler mengidentifikasi 2.244 calon eksoplanet dengan 2.327 di antaranya telah terkonfirmasi. Tahap Kepler K2 menghasilkan 479 calon eksoplanet dan 323 sudah terkonfirmasi. Ketika K2 dimulai, NASA hanya mengharapkannya untuk menyelesaikan 10 pengamatan, tetapi sejauh ini berhasil melakukan 17 pengamatan.