Plastik masa depan: Hancur di laut tanpa mikroplastik

Oleh: Erlan - Kamis, 03 April 2025 11:00

Polusi plastik di lautan telah menjadi krisis global, tetapi harapan baru muncul dari terobosan material ramah lingkungan.

Polusi plastik di lautan telah menjadi krisis global, tetapi harapan baru muncul dari terobosan material ramah lingkungan. Dilaporkan oleh New Atlas, para ilmuwan berhasil menciptakan jenis plastik inovatif yang dapat larut dalam air laut hanya semalam, tanpa meninggalkan mikroplastik atau racun. Inovasi ini berpotensi mengubah masa depan industri kemasan dan mengurangi dampak buruk sampah laut terhadap ekosistem. 

Plastik konvensional membutuhkan ratusan tahun untuk terurai, sementara plastik "biodegradable" sekalipun sering meninggalkan partikel mikroplastik berbahaya. Material baru ini dikembangkan dengan formula kimia khusus yang merespons kondisi air laut. Saat terendam, struktur polimernya terurai secara alami menjadi molekul organik yang aman bagi biota laut. Uji laboratorium menunjukkan 95% plastik hancur dalam 24 jam, jauh lebih cepat daripada produk sejenis. 

Kunci keberhasilan material ini terletak pada desain molekul yang meniru bahan alami, seperti selulosa atau kitin pada cangkang kepiting. Tim peneliti juga menambahkan zat aditif yang mempercepat proses pelarutan saat terkena air asin. Selain ramah lingkungan, plastik ini tetap kuat dan tahan air dalam kondisi kering, sehingga cocok untuk kemasan makanan, botol, atau peralatan medis sekali pakai. 

Keunggulan lain adalah biaya produksi yang kompetitif. Berbeda dengan plastik biodegradable berbasis tumbuhan yang mahal, material ini menggunakan senyawa kimia terjangkau yang mudah diproduksi massal. Beberapa perusahaan mulai menguji coba prototipe, termasuk untuk pembuatan jaring ikan yang sering menjadi sumber polusi laut. Jika berhasil, jutaan ton sampah plastik di lautan bisa diminimalisir. 

Meski menjanjikan, tantangan masih ada. Peneliti perlu memastikan bahwa produk yang larut tidak mengganggu keseimbangan kimia laut atau merusak organisme tertentu. Regulasi pemerintah dan adopsi industri juga harus sejalan untuk mendorong penggunaan massal. Namun, inovasi ini sudah menarik minet perusahaan besar, seperti produsen alat pancing dan kemasan makanan.