Mengenal Ventilator, separuh napas untuk pasien Covid-19
Penyebaran corona membuat kebutuhan perlengkapan medis semakin meningkat, salah satunya adalah ventilator.
Salah satu masalah pada pasien yang terkena virus corona (Covid-19) adalah sesak napas. Oleh karenanya, banyak negara di seluruh dunia sangat membutuhkan alat bantu pernapasan atau ventilator. Perangkat ini dapat mendeteksi kapan pasien ingin bernapas dan membantu proses tersebut, memastikan tekanan udara dan campuran oksigen yang tepat. Selain itu, ventilator dapat meminimalisir efek samping pada jaringan paru-paru yang rapuh.
Agak sulit untuk memproduksi ventilator dalam waktu cepat. Jadi, tak mengherankan jika di situasi sekarang, pemerintah AS meminta bantuan dari pabrikan, seperti Ford, GM, dan 3M berkolaborasi demi meningkatkan respirator menjadi ventilator menggunakan suku cadang mobil. National Ventilator Project di Afrika Selatan mengeluarkan tawaran untuk 10.000 ventilator baru yang akan diproduksi pada akhir Juni.
Pada tanggal 23 Maret 2020 lalu, Tesla mulai mengirimkan bantuan ventilator ke rumah sakit yang membutuhkannya untuk merawat pasien Covid-19. CEO perusahaan tersebut, Elon Musk, memprioritaskan rumah sakit di New York, karena kota ini memiliki jumlah pasien virus corona yang terkonfirmasi paling banyak.
Ada pula perusahaan elektronik asal Inggris bernaa Dyson yang penerima pesanan 10.000 unit ventilator dari National Health Services (NHS) di Inggris. Dilansir dari Engadget (10/4), ventilator tersebut diklaim dirancang untuk memenuhi kebutuhan klinis spesifik pasien yang terkena virus corona. Perusahaan ini menyumbangkan sebanyak 5.000 ventilator untuk “upaya internasional”, dan termasuk 1.000 unit ventilator untuk Inggris.
Cara kerja ventilator