Intel bikin laptop membosankan jadi menarik lagi
Melihat visi Intel dalam “Intel Technology Open House” di Singapura, 24 September lalu, terus terang saya jadi menemukan lagi alasan untuk mencintai laptop.
Jujur, deh, ketertarikan kita terhadap laptop tidak pernah melebihi hasrat kita terhadap ponsel pintar. Padahal, laptop sudah ada berpuluh-puluh tahun sebelum era ponsel pintar tiba. Saat ini, laptop malah terasa membosankan, sehingga mayoritas dari kita hanya memakainya untuk bekerja.
Mengapa begitu?
Well, laptop memang tak punya kemajuan berarti, setidaknya dalam satu dekade terakhir. Iya, tentu, kinerjanya kian cepat, kian powerful, desain bodinya makin tipis dan juga ringan. Di luar itu, nyaris semua sama saja. Tak ada yang atraktif. Coba bayangkan, di tengah kemajuan kecerdasan buatan (AI) saat ini, kita justru melihat implementasinya secara serius di produk lain, misalnya, di mobil Tesla. Sementara, laptop seperti terlupakan.
Namun, era itu barangkali akan segera berakhir. Melihat visi Intel dalam “Intel Technology Open House” di Singapura, 24 September lalu, terus terang saya jadi menemukan lagi alasan untuk mencintai laptop. Jika “mencintai” terdengar berlebihan, setidaknya saya yakin, akan ada alasan kuat lagi bagi kita untuk membeli laptop baru. Penyebabnya bukan lagi sekadar karena laptop lama kita lemot atau rusak, tetapi karena laptop yang baru terlalu menarik untuk dilewatkan. Itu hampir mirip dengan alasan kita untuk berganti ponsel pintar, bukan