Evolusi kamera smartphone: dari adu megapiksel menuju adu pintar
Artificial Intelligence (AI) memberi nilai tambah dalam smartphone. Tak cuma meningkatkan daya visual, namun membawa kita ke era baru.
Apa kata yang tepat untuk menjabarkan revolusi kamera di industri ponsel pintar belakangan ini? Aneh, menakutkan, atau mungkin sublim. Mengapa kami mengatakan begitu? Pasalnya, kamera ponsel pintar, khususnya kamera ponsel pintar flagship keluaran merek papan atas, tidak lagi sekadar berfungsi mengambil gambar. Kamera zaman sekarang sudah punya “otak”.
Mesin kecerdasan buatan (AI) menjadi otak kamera ponsel pintar seperti, Google Pixel 2, iPhone X, Huawei Mate 10, Asus ZenFone 5, dan lain-lain. Pabrikan-pabrikan ponnsel pintar tersebut menggunakan AI untuk memberi nilai tambah kepada hardware kamera di ponsel pintar mereka.
Kamera bertenaga AI ini memiliki kemampuan otomatisasi, di mana kita tergantung pada kamera yang sudah terlatih mengenali ekspresi wajah manusia, tata cahaya, dan estetika fotografi. Dengan begitu, inovasi fotografi paling mutakhir saat ini tidak lagi bergantung pada hardware kamera semata, namun juga algoritma software di dalamnya. Mesin kecerdasan buatan dan algoritma inilah yang membantu hasil pemotretan kita jadi lebih baik.
Beberapa tahun lalu, ponsel pintar menggunakan dua buah lensa dalam satu perangkat agara mampu ciptakan efek bokeh. Satu lensa bertugas untuk menciptakan efek pada latar belakang, sementara yang satu lagi fokus pada objek gambar. Inilah mekanisme menciptakan gambar bokeh pada ponsel pintar terdahulu.
Bukan tanpa alasan Google Pixel 2 hadir dengan kamera tunggal. Google ingin membuktikan bahwa dengan satu kamera saja, pekerjaan dua lensa kamera bisa dilakukan hanya dengan satu lensa. Tanpa AI di dalam ponsel pintar, kemampuan ini sulit dilakukan oleh ponsel pintar berkamera tunggal biasa.