Kenapa Huawei masuk daftar hitam dan peluangnya di dunia
Huawei masuk dalam daftar hitam Amerika Serikat. Lantas, apa sebabnya dan bagaimana kiprah Huawei ke depannya?
Untuk dapat menjawab pertanyaan pada judul di atas, kita perlu memahami duduk perkara permasalahan yang terjadi antara Amerika Serikat dengan perusahaan asal Tiongkok ini. Singkatnya, pemerintahan Amerika Serikat, yang saat ini dipimpin oleh Donald Trump percaya bahwa Huawei terlibat dalam aktivitas yang mengancam keamanan nasional atau kebijakan luar negeri negara tersebut.
Kalau dilihat dalam skala yang lebih luas, peristiwa ini bukan semata-mata karena Huawei itu sendiri, melainkan perang dagang yang terjadi di antara kedua negara tersebut. Apalagi aksi blokir-memblokir ini bukan Amerika yang memulai, melainkan Tiongkok. Semua pasti paham kalau di Negeri Tirai Bambu itu, layanan semacam Google, YouTube, Twitter, Instagram, Facebook dan bahkan Wikipedia tidak bisa diakses. Entah kebetulan atau tidak, semua layanan itu bermarkas di Amerika Serikat.
Tapi asal tahu saja, hal ini sebenarnya bukan hanya terjadi pada Huawei semata. Entity List ini berisi daftar organisasi dan individu yang dipercaya terlibat, atau menunjukkan risiko keterlibatan, pada aktivitas yang berlawanan dengan keamanan nasional Amerika Serikat atau kebijakan luar negeri negara tersebut. Daftar ini berupa dokumen sepanjang 281 halaman yang dikelola oleh Biro Industri dan Keamanan (Bureau of Industry and Security/ BIS) di bawah Departemen Perdagangan Amerika Serikat.
Daftar ini memuat lebih dari 400 perusahaan dari berbagai negara, seperti Rusia, Tiongkok, Ukraina, Iran dan bahkan Inggris. Amerika sudah mencekal sekitar 317 perusahaan asal Rusia. Huawei sendiri merupakan satu dari 143 perusahaan asal Tiongkok yang berakhir di daftar ini, selain juga ada ZTE. Namun drama Huawei ini lebih menyita perhatian internasional. Karena pada dasarnya, Huawei berhasil menduduki peringkat kedua merek smartphone terbesar di dunia ketika sanksi itu dijatuhkan.
Mate 30 proyek coba-coba?