Kisah perang bintang di balik sistem navigasi AS, Rusia dan China
GPS adalah sistem satelit pertama untuk menentukan koordinat lokasi di peta. Tetapi sistem tersebut mendapatkan pesaing serius dari Glonass buatan Rusia dan Beidou buatan China.
“Bro, kok lokasi rumah lu di tengah danau sih? Coba deh aktifin GPS di HP lu supaya lokasinya lebih akurat, jangan pake basis lokasi seluler,”
Begitulah kira-kira percakapan saat kamu minta teman untuk membagi lokasinya di aplikasi perpesanan. Sebenarnya zaman sekarang hampir seluruh smartphone tidak hanya mendukung GPS, tetapi juga Glonass dan Beidou. Ketiga sistem ini sebenarnya adalah platform navigasi yang mengandalkan sekumpulan satelit di orbit Bumi.
Lalu mengapa banyak orang yang menyebutnya sebagai GPS? Alasannya bisa jadi karena, sistem navigasi pencitraan satelit pertama adalah GPS. Global Positioning System (GPS) merupakan sistem satelit navigasi milik Amerika Serikat yang menyediakan layanan pemetaan posisi, navigasi dan waktu kepada pengguna. Menurut halaman resmi GPS, sistem ini merupakan elemen penting dari infrastruktur informasi global. Sifat platform GPS ini bebas, terbuka dan dapat diandalkan, telah mendasari pengembangan ratusan aplikasi berbasis GPS yang vital bagi aspek dan kultur digital saat ini.
GPS mulai dikembangkan pada awal 1940-an dan digunakan selama Perang Dunia II. Mengutip informasi dari Fleetistics, inspirasi tambahan untuk sistem tersebut hadir ketika Uni Soviet meluncurkan Sputnik 1 pada 1957. Sputnik 1 sendiri adalah satelit pertama buatan manusia yang meluncur di orbit Bumi.
Pada saat itu, tim ilmuwan AS langsung memantau transmisi radio Sputnik 1. Karena Efek Doppler, mereka menemukan bahwa frekuensi sinyal yang ditransmisikan oleh Sputnik lebih tinggi ketika satelit mendekat dan semakin lemah ketika menjauh. Tim menyadari, mereka dapat menentukan letak satelit di sepanjang orbitnya dengan mengukur distorsi Doppler.