Melihat peran teknologi mempersolek industri kecantikan
Berkat teknologi, perempuan bisa dengan cepat memilih produk riasan wajah yang “gue banget”. Bahkan, beberapa merek menghadirkan inovasi, agar kecantikan menjadi milik setiap perempuan, termasuk para penyandang disabilitas.
Singgah dari satu gerai ke gerai lain. Meluncurkan banyak pertanyaan soal warna, kandungan, cara pakai, atau lainnya kepada pramuniaga. Lalu, mencoba produk tester yang tersedia untuk mengetahui tekstur dan kecocokan produk dengan warna atau jenis kulit.
Kira-kira, demikian gambaran singkat mengenai cara perempuan membeli riasan wajah bertahun-tahun silam. Ada waktu, energi, atau bahkan biaya yang harus dikeluarkan untuk memilih satu lipstik, misalnya, dari sederet varian yang ada. Itu baru lipstik. Belum lagi foundation, blush on, eyeliner, dan lain sebagainya.
Beruntung, teknologi hadir. Sebelum mendatangi gerai atau menekan tombol Checkout, perempuan bisa menonton ulasan terlebih dahulu untuk menentukan produk kecantikan yang cocok dengannya. Membeli riasan wajah atau perawatan kulit tak lagi seperti memasuki belantara yang membingungkan.
Publikasi dari JP Morgan pada 2019, berjudul How Technology is Giving the Beauty Industry a Makeover juga mengamini bahwa transformasi digital—berkat media sosial dan e-commerce—di industri kecantikan telah merevolusi cara produsen menjangkau dalam pelanggan mereka.