Motorola, dilema merek tua di tengah konsumen muda
Kami mengobrol dengan eksekutif Motorola dan mendapatkan insight menarik.
Jan Huckfeldt, CMO mobile business group Motorola, hari ini, Selasa (19/9), sengaja terbang ke Indonesia. Dia hadir dalam rangka peluncuran ponsel teranyar Motorola. Beruntung, kami bisa mendapatkan waktu yang cukup untuk bicara banyak soal brand yang sudah lama ngetop di industri smartphone Indonesia awal 2000-an silam ini. Berikut cuplikannya.
Menurut Jan, Indonesia merupakan pasar penting Motorola. Indonesia masuk 10 besar di daftar pasar global Motorola. Potensinya besar karena populasi yang tinggi dan konsumennya unik. Berbeda dengan pasar berkembang lainnya di luar sana, daya beli masyarakatnya cukup bagus. Konsumen Indonesia menginginkan produk yang punya nilai lebih, tidak sekadar harga mahal atau murah.
"Oleh karena itu, Motorola perlu kembali masuk ke pasar Indonesia yang dahulu pernah menjadi basis kekuatannya," ujar Jan.
Di beberapa pasar berkembang, Jan menyebutkan bahwa mereka punya brand awarness yang besar. Di Brasil, misalnya, Motorola merupakan brand terkuat kedua. Di regional Amerika dan Eropa Barat, Motorola punya persentase awarness di atas 70% dari pangsa pasar di regional tersebut. Di Indonesia sendiri, brand awarness Motorola sudah mencapai 67%.