1300 karyawan Zoom di-PHK usai pandemi mereda
CEO Zoom Eric Yuan mengutip perekrutan cepat perusahaan selama pandemi serta "ketidakpastian ekonomi global" sebagai faktor dalam keputusan ini.
Zoom, raksasa konferensi video yang tumbuh pesat selama pandemi, memberhentikan 15% tenaga kerjanya. Pemecatan ini mengakibatkan sekitar 1.300 karyawan mereka saat ini kehilangan pekerjaan, yang dikeluarkan akibat alasan kekhawatiran ekonomi di tahun 2023.
CEO Zoom Eric Yuan mengutip perekrutan cepat perusahaan selama pandemi serta "ketidakpastian ekonomi global" sebagai faktor dalam keputusan ini. Seperti diketahui, pengguna Zoom meningkat pesat sejak pandemi Covid-19 melanda, yang mengharuskan orang-orang untuk bekerja dari rumah.
“Kami bekerja tanpa lelah dan menjadikan Zoom lebih baik untuk pelanggan dan pengguna kami,” tulisnya dalam postingan blog di situs web perusahaan. "Tapi kami juga membuat kesalahan."
Tenaga kerja Zoom tumbuh lebih dari 275% pada Juli 2019-Oktober 2022, menjadi 8.422 karyawan, menurut pengajuan ke Securities and Exchange Commission (SEC). Namun seperti perusahaan lain, pertumbuhan Zoom menurun sejak pandemi mereda dan protokol kesehatan seperti lockdown dan sebagainya dihentikan.
Nilai pasar Zoom melonjak pada akhir tahun 2020, mencapai USD150 miliar, tetapi dengan para pekerja yang secara bertahap kembali ke kantor, nilai perusahaan menyusut. Dikutip dari The Seattle Times (8/2), perusahaan sekarang bernilai sekitar USD24 miliar, tidak lebih dari bulan-bulan menjelang pandemi.