3 perbedaan El Nino vs. La Nina: Fenomena iklim yang sedang terjadi di Indonesia
Menurut prediksi BMKG, La Nina akan mencapai puncak pada sekitar bulan Juli 2024 dan terus mengalami penurunan pada periode bulan Agustus hingga September 2024.
Peristiwa alam El Nino dan La Nina merupakan fenomena yang mempengaruhi cuaca dan iklim di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Meskipun keduanya terjadi di Samudra Pasifik, namun terdapat perbedaan signifikan antara keduanya. Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini, seperti dikutip dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) (18/4).
1. Perbedaan fase dan penyebab
- El Nino: Merupakan fase di mana suhu air laut di Samudra Pasifik meningkat. Penyebabnya adalah interaksi permukaan laut dengan atmosfer yang menghasilkan pemanasan suhu perairan.
- La Nina: Sebaliknya, La Nina adalah fase di mana suhu air laut di Samudra Pasifik mengalami penurunan. Fenomena ini disebabkan oleh pendinginan suhu perairan akibat interaksi permukaan laut dengan atmosfer.
2. Dampak terhadap curah hujan
Saat El Nino terjadi di Indonesia, curah hujan cenderung menurun, menyebabkan kekeringan, seperti yang terjadi sepanjang tahun 2023, hingga di beberapa daerah mencapai suhu 40 derajat celcius. Sementara itu, La Nina merupakan anomali iklim yang berpusat di Samudera Pasifik yang bisa menambah curah hujan di Indonesia. Hasilnya, banjir, hujan, longsor lebih banyak.
3. Jangka waktu