Teknologi analisis data 4D Analytics dan penerapannya di Indonesia
Masuk ke dimensi ke-4 merupakan fitur unggulan baru yang coba Teradata tawarkan sebagai fitur. Dimana ini adalah tantangan selanjutnya di era Big Data.
Teradata, perusahaan berbasis pengelola data analisis, meluncurkan fitur baru bertajuk 4D Analytics. Fitur ini memiliki kapabilitas yang mampu menganalisa data tingkat lanjut. Prosesnya yakni menggabungkan data lokasi geospasial 3 dimensi dengan dimensi ke-4. Fitur ini dinilai relevan khususnya dalam aplikasi edge computing yang mengelola banyak data terkait lokasi dan waktu yang terus menerus berubah.
Dengan fitur ini, Teradata memungkinkan pelanggannya untuk mengoperasikan analisis IoT tingkat lanjut. Sederhananya, teknologi ini akan membantu perusahaan atau pemerintah menganalisa stakeholder.
"Kita berada di ambang ledakan besar IoT. Perangkat seperti connected car, armada, pesawat, lalu lintas, jalan raya perangkat wearable dan banyak lagi, akan menjadi lebih pintar. Teradata dengan 4D Analytics akan mendorong peningkatan luas, berawal dari mengurangi lalu lintas dan efisiensi energi yang lebih besar hingga peningkatan keamanan transportasi," kata Erwin Sukiato, President Director Teradata Indonesia di Jakarta (10/7).
Kemampuan 4D Analytics ini meningkatkan analisa IoT dengan menggunakan wawasan berbasis waktu dan tempat dari sebuah perangkat seperti mobil atau smartphone. Erwin mencontohkan, perusahaan asuransi misalnya akan memiliki kemampuan mengenali calon pelanggan dari data smartwatch yang mereka gunakan.
Terkait penerapannya di Indonesia sendiri, 4D Analytics bisa digunakan misalnya untuk mengurangi lalu lintas. Erwin menyebut 4D Analytics akan mampu memberikan rekomendasi ke depan bagi stakeholder terkait misalnya pemerintah dengan mengkoleksi data dan menganalisa pola masyarakat atau kondisi lalu lintas.