AI berpotensi untuk tumpulkan kreativitas peneliti
Dalam sebuah studi terbaru, terungkap bahwa AI dapat meningkatkan efektifitas pembuatan makalah, namun menumpulkan kreativitas peneliti.
Salah satu keunggulan dari teknologi AI bagi para pekerja adalah untuk membantu mengerjakan pekerjaan repetitif yang memakan waktu, sehingga seorang pekerja dapat mengerjakan pekerjaan yang lebih penting. Tentu saja, ini akan mempengaruhi bagaimana seseorang menyelesaikan pekerjaan mereka.
Bukan hanya mempengaruhi dunia pekerjaan “biasa” saja, namun penggunaan kecerdasan buatan di bidang penelitian juga membawa pengaruh besar. AI biasanya digunakan untuk menganalisis data dan memodelkan hasil memiliki dampak besar pada prospek karier ilmuwan muda, dimana mereka dapat meraih posisi berpengaruh lebih cepat.
Tapi, di sisi lain, para peneliti di Universitas Chicago dan Universitas Tsinghua, Tiongkok, menemukan hal yang mengejutkan. Dalam analisis hampir 68 juta makalah penelitian di enam disiplin ilmu (tidak termasuk ilmu komputer), mereka yang menggunakan AI memiliki makalah dengan topik yang lebih sempit dan lebih repetitif.
Intinya, semakin banyak ilmuwan menggunakan AI, semakin mereka berfokus pada serangkaian masalah yang sama yang dapat dijawab dengan kumpulan data besar yang ada. Selain itu, para peneliti juga semakin sedikit mengeksplorasi pertanyaan mendasar yang dapat mengarah pada bidang studi yang sama sekali baru.
"Saya terkejut dengan skala dramatis dari temuan ini, (AI) secara dramatis meningkatkan kapasitas orang untuk bertahan dan maju dalam sistem," kata James Evans, salah satu penulis makalah pracetak dan direktur Knowledge Lab di University of Chicago seperti dikutip dari laman Gizmodo (16/12).