AI dari IBM bisa prediksi penyakit saraf
Mereka dikabarkan telah bekerja sama dengan CHDI Foundation pada model AI tersebut sehingga dapat memprediksi kapan pasien akan mengalami gejala Huntington.
Perusahaan asal Amerika Serikat, International Business Machiness (IBM), baru saja mendesain kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) guna membantu mengatasi penyakit Huntington. Mereka dikabarkan telah bekerja sama dengan CHDI Foundation pada model AI tersebut sehingga dapat memprediksi kapan pasien akan mengalami gejala Huntington, dan yang terpenting adalah menentukan seberapa cepat gejala-gejala tersebut akan berkembang.
Dilansir dari Engadget (28/1), tim tersebut menggunakan pemindaian otak Magnetic Resonance Imaging (MRI) untuk melatih AI. Mereka menggunakan sinyal dari white paper (relatif belum dimanfaatkan dalam studi otak) untuk membantu sistem tersebut mengukur bagaimana performa kognitof dan motorik akan berubah dari waktu ke waktu.
Pemahaman yang ada saat ini seputar penyakit Huntington hanya menunjukkan bahwa gejala cenderung muncul antara usia 30 dan 50, bukan gejala mana dan bagaimana mereka akan berkembang.
Para peneliti tersebut “optimis” bahwa pemindaian MRI tunggal dapat menghasilkan perkiraan penurunan fungsional yang lebih akurat di berbagai kategori. Ini tidak akan menghasilkan pengobatan yang lebih baik dengan sendirinya, tetapi bisa membantu pasien penyakit Huntington mempersiapkan perubahan. Hal tersebut juga dapat membantu para ilmuwan memilih kandidat untuk uji klinis berdasarkan kondisi penyakit. Pada gilirannya dapat mengarah pada solusi jangka panjang.
Mengacu kepada Wikipedia, Huntington adalah penyakit yang menyerang saraf. Penyakit ini disebabkan oleh faktor genetika, sehingga dapat diwariskan dari orang tua kepada anaknya. Huntington menjangkiti sekitar 1 dari 20.000 jika di Eropa Barat dan 1 dari 30.000 di Amerika Serikat. Namanya diambil dari George Huntington yang pertama kali menjelaskannya pada tahun 1872.