Alibaba Cloud punya solusi bagi e-commerce yang terkena dampak coronavirus

Oleh: Dommara Hadi S - Senin, 23 Mar 2020 11:35 WIB

Rangkaian solusi Alibaba ditujukan untuk menjadikan e-commerce sebagai opsi berkelanjutan bagi peritel offline untuk dapat melanjutkan bisnis seperti biasa.

Alibaba Cloud sebagai tulang punggung intelijen data dari Alibaba Group, dikabarkan akan memberikan serangkaian solusi untuk bisnis e-commerce yang terkena dampak coronavirus. Solusi khusus ini akan memungkinkan peritel meluncurkan platform e-commerce B2C dalam waktu lima hari. 
 
Solusi e-commerce Alibaba Cloud menyediakan serangkaian produk dan solusi Alibaba Cloud yang siap digunakan pada komputasi, database, multimedia dan live video streaming, kolaborasi, dan analisis data serta keamanan untuk membantu peritel meluncurkan bisnis e-commerce dengan cepat. 
 
“Industri ritel global telah dihantam keras oleh merebaknya coronavirus, dalam kondisi ini, bisnis menghadapi berbagai tantangan termasuk diantaranya akses terbatas pada pasokan, menurunnya permintaan konsumen dan berkurangnya jumlah konsumen yang datang ke toko. Saat ini peritel sangat membutuhkan platform enterprise digital dan sistem e-commerce yang siap dijalankan untuk terus mengembangkan bisnis mereka di tengah kondisi yang tidak pasti ini. Alibaba Cloud berkomitmen untuk mendukung peritel di tengah pandemi covid-19. Rangkaian solusi kami ditujukan untuk menjadikan e-commerce sebagai opsi berkelanjutan bagi peritel offline untuk dapat melanjutkan bisnis seperti biasa, dan memfasilitasi proses ini dengan cepat dan aman,” ujar Selina Yuan, President of International Business, Alibaba Cloud Intelligence. 
 
Keunggulan utama dari solusi e-commerce Alibaba Cloud yaitu kemampuan bagi peritel untuk meningkatkan pengalaman berbelanja omnichannel dalam beberapa hari saja. Pakar Alibaba Cloud yang memiliki banyak pengalaman dalam bidang e-commerce akan memberikan pelatihan praktik jarak jauh dengan fokus pada pasar.

Solusi ini mendukung tiga model bisnis yaitu: business-to-consumer (B2C), business-to-business-to-consumer (B2B2C), dan online-to-offline (O2O).  Bisnis dapat meluncurkan platform B2C dalam lima hari dan B2B2C atau platform O2O dalam waktu kurang dari 25 hari. 
 
Lin Qingxuan, sebuah perusahaan kosmetik yang berbasis di Cina, adalah salah satu contoh dari banyak brand yang terkena dampak wabah coronavirus. Perusahaan ini terpaksa menutup setengah dari lokasi toko mereka sementara waktu, ditambah lagi dengan penurunan drastis pengunjung pada toko fisik mereka, penjualan Lin Qingxuan anjlok hingga 90% selama musim belanja Tahun Baru Imlek 2020. 
 
Namun, dengan bantuan solusi e-commerce Alibaba Cloud, Lin Qingxuan mampu mengubah model bisnisnya. Perusahaan mulai mengadakan sesi livestreaming untuk merekomendasikan produk mereka pada saluran e-commerce. Livestreaming yang dilakukan pada Hari Valentine menarik lebih dari 60.000 penonton dan Lin Qingxuan berhasil menjual lebih dari 400.000 botol minyak camelia. Dengan memanfaatkan alat kolaborasi seperti DingTalk, penasihat belanja Lin Qingxuan dapat menawarkan layanan pelanggan yang dipersonalisasi secara online. 
 
“Solusi e-commerce Alibaba Cloud membantu kami dengan cepat memulai transformasi digital ketika kondisi ritel tradisional tidak lagi mudah diakses karena pandemic covid-19. Dengan pelatihan langsung dari para ahli Alibaba, kami dapat dengan cepat meningkatkan kemampuan livestreaming kami, melakukan perencanaan sumber daya dan menerapkan layanan pelanggan omnichannel, yang membantu kami meraih pencapaian yang besar selama waktu yang sulit ini. Dengan ini kami menjadisadar bahwa bisnis dapat dengan mudah dilakukan melalui cara baru digital seperti ini,” ujar Sun Laichun, Founder Lin Qingxuan. 
 
Alibaba Cloud meluncurkan kampanye khusus untuk mendukung bisnis melawan coronavirus melalui teknologi. Organisasi yang memenuhi syarat akan ditawarkan $1.000 kredit cloud dan dapat mendaftar solusi e-commerce secara gratis selama 3 bulan.