Ancaman kemacetan jaringan internet seluler di perkotaan
GSMA, asosiasi perusahaan operator seluler dunia mengkhawatirkan kapasitas jaringan seluler yang tidak mampu menampung trafik data pengguna.
GSMA, asosiasi yang mewakili kepentingan perusahaan operator telekomunikasi di seluruh dunia, hari ini (22/2) mempublikasikan laporan hasil uji kemampuan jaringan seluler. Ada kekhawatiran jaringan internet seluler tidak memiliki kapasitas memadai untuk menampung data dari perangkat mobile yang mengakses internet di kota-kota padat di dunia.
Laporan GSMA mengatakan, megapolitan seperti New York, Shanghai, Shenzen, dan Tokyo, akan menghadapi tantangan dalam memenuhi kapasitas ketika trafik data mobile meningkat. Perkiraannya, pada 2025 nanti ada 48 persen trafik data yang tidak akan mampu dilayani, terutama di area perkotaan padat penduduk.
Laporan tersebut juga mengatakan, reformasi dalam peraturan (regulasi) akan sangat penting artinya untuk mempersempit jarak antara ketersediaan dan permintaan ini. Peraturan yang baru juga diharapkan mampu membuka potensi ekonomi dari jaringan seluluar generasi berikutnya (5G).
John Giusti, Chief Regulatory Officer GSMA, menegaskan, tanpa campur tangan peraturan pemerintah untuk mendorong investasi, pemenuhan kapasitas jaringan yang diperlukan tidak mungkin tercapai. Kondisi ini menurutnya akan menghasilkan kondisi buruk bagi konsumen dan bisnis, khususnya kota-kota dengan populasi terpadat. Tentunya ini memiliki dampak langsung bagi perekonomian.
GSMA mengatakan, langkah-langkah pemerintah yang bisa dilakukan adalah membuat spektrum yang terjangkau dan melonggarkan batasan peraturan, memungkinkan operator seluler membangun jaringan seluler yang lebih siap.