AS tuduh operator Tiongkok curi data via cloud
Departemen Perdagangan A.S. telah meluncurkan penyelidikan terhadap tiga perusahaan telekomunikasi besar Tiongkok, China Mobile, China Telecom, dan China Unicom karena kekhawatiran atas potensi eksploitasi data Amerika.
Departemen Perdagangan A.S. telah meluncurkan penyelidikan terhadap tiga perusahaan telekomunikasi besar Tiongkok, China Mobile, China Telecom, dan China Unicom karena kekhawatiran atas potensi eksploitasi data Amerika. Penyelidikan ini difokuskan pada apakah perusahaan-perusahaan tersebut mungkin menyediakan data ke Beijing melalui layanan cloud dan internet mereka.
Dilansir dari Gizmochina (28/6), status penyelidikan saat ini menunjukkan bahwa analisis berbasis risiko untuk China Mobile dan China Telecom telah selesai. Namun, penyelidikan terhadap China Unicom masih kurang lengkap. Investigasi ini belum diungkapkan kepada publik, dan panggilan pengadilan telah dikeluarkan kepada perusahaan-perusahaan yang terlibat.
Meskipun dilarang menyediakan layanan telepon dan internet ritel, perusahaan-perusahaan itu mempertahankan kehadirannya di A.S. melalui operasi skala kecil seperti menawarkan layanan cloud dan mengarahkan lalu lintas internet grosir.
Sejauh ini, belum ada tanggapan dari perusahaan Tiongkok atau pengacara mereka yang berbasis di AS. Departemen Kehakiman dan Gedung Putih menolak mengomentari masalah ini, sementara Kedutaan Besar Tiongkok telah mendesak AS untuk berhenti menekan perusahaan-perusahaan Tiongkok. Komisi Komunikasi Federal (FCC) telah menyatakan keprihatinan serius mengenai risiko keamanan nasional dan penegakan hukum.
Investigasi ini merupakan bagian dari pola tindakan regulasi yang lebih luas terhadap perusahaan telekomunikasi Tiongkok. Pada tahun 2019, FCC menolak permohonan China Mobile untuk layanan telepon. Hal ini diikuti dengan pencabutan izin China Telecom dan China Unicom masing-masing pada tahun 2021 dan 2022. Pada bulan April 2023, FCC melarang perusahaan-perusahaan ini menyediakan layanan broadband, dengan alasan risiko seperti kesalahan rute lalu lintas internet melalui Tiongkok dan potensi intersepsi, manipulasi, atau pemblokiran data.