Automated security validation: Kunci utama dalam kerangka kerja CTEM

Oleh: Lysti Rahma - Minggu, 11 Agst 2024 09:28 WIB

ASV tidak hanya membantu dalam mendeteksi kerentanan, tetapi juga memastikan bahwa alat keamanan yang diinvestasikan berfungsi dengan baik.

Di tengah meningkatnya ancaman siber, Automated Security Validation (ASV) muncul sebagai salah satu solusi penting dalam manajemen risiko keamanan. ASV memberikan perspektif penyerang terhadap kerentanan yang ada, memungkinkan tim keamanan untuk memvalidasi eksposur dan langkah-langkah keamanan secara terus-menerus. 

Dilansir dari The Hacker News (11/8), ASV diakui sebagai elemen krusial dalam strategi keamanan siber modern. Dengan pendekatan proaktif, ASV membantu organisasi mengidentifikasi kelemahan sebelum dimanfaatkan oleh penjahat siber. 

Namun, para ahli mengingatkan bahwa mengandalkan ASV saja tidak cukup. Dalam konteks ini, integrasi ASV dengan kerangka kerja Continuous Threat Exposure Management (CTEM) sangat dianjurkan. CTEM, yang terdiri dari lima tahap—perencanaan, penemuan, prioritas, validasi, dan mobilisasi—memberikan pendekatan menyeluruh untuk manajemen ancaman siber.

“ASV memberikan pandangan komprehensif terhadap permukaan serangan dan membantu tim keamanan memprioritaskan kerentanan,” kata seorang analis keamanan siber. “Namun, tanpa integrasi dengan CTEM, organisasi dapat kehilangan gambaran besar mengenai risiko yang mereka hadapi.”

ASV tidak hanya membantu dalam mendeteksi kerentanan, tetapi juga memastikan bahwa alat keamanan yang diinvestasikan berfungsi dengan baik. Dengan mengotomatiskan proses validasi, organisasi dapat menghemat waktu dan sumber daya, sekaligus meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam penilaian keamanan.