Biden larang mobil canggih di AS pakai teknologi Tiongkok
Pemerintahan Presiden Joe Biden baru-baru ini mengusulkan larangan terhadap perangkat lunak otomotif yang berasal dari Tiongkok.
Pemerintahan Presiden Joe Biden baru-baru ini mengusulkan larangan terhadap perangkat lunak otomotif yang berasal dari Tiongkok. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya untuk melindungi keamanan nasional Amerika Serikat.
Dilansir dari Engadget (24/9), Departemen Perdagangan AS menyatakan bahwa perangkat lunak dan komponen perangkat keras yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan Tiongkok dapat digunakan untuk mengumpulkan data tentang warga Amerika dan infrastruktur negara tersebut, serta berpotensi memanipulasi kendaraan yang terhubung ke internet.
Larangan ini tidak hanya berlaku untuk perangkat lunak, tetapi juga mencakup komponen perangkat keras yang digunakan dalam kendaraan otonom dan terhubung. Pemerintah AS khawatir bahwa teknologi ini dapat digunakan oleh agen-agen intelijen asing untuk mengakses infrastruktur AS atau jaringan listrik. Selain itu, ada kekhawatiran bahwa kendaraan yang dilengkapi dengan teknologi ini dapat dikendalikan dari jarak jauh, yang dapat mengancam privasi dan keselamatan warga Amerika di jalan.
Langkah ini merupakan eskalasi signifikan dalam pembatasan AS terhadap kendaraan, perangkat lunak, dan komponen dari Tiongkok. Sebelumnya, pemerintahan Biden telah memberlakukan tarif yang lebih tinggi pada impor kendaraan listrik dari Tiongkok, serta baterai dan mineral penting lainnya. Dengan larangan ini, hampir semua kendaraan ringan buatan Tiongkok akan dilarang masuk ke pasar AS, kecuali jika mereka mendapatkan izin khusus.
Pemerintah AS juga telah memerintahkan penyelidikan terhadap potensi bahaya yang ditimbulkan oleh teknologi ini sejak Februari lalu. Hasil penyelidikan menunjukkan bahwa kendaraan otonom dapat mengumpulkan hingga 19 TB data per jam, yang mencakup informasi detail tentang penggunaan kendaraan oleh pengemudi. Data ini tidak selalu disimpan secara pribadi dan sering kali dijual kepada broker data global, yang kemudian membagikannya dengan perusahaan asuransi.