Blibli canangkan toko offline di 2022
Blibli berkeinginan membangun toko offline di masa depan, setidaknya tiga tahun ke depan. Wisnu meyakini kolaborasi antara e-commerce dan perusahaan ritel akan menjadi masa depan industri ritel.
Keputusan Blibli untuk menggandeng sejumlah mitra dalam menyediakan layanan online-to-offline (O2O) menunjukkan minat dan kebutuhan perusahaan akan kehadiran mitra offline. Hal ini disadari Blibli, selain karena era e-commerce 4.0 yang sedang berjalan, juga karena permintaan pengguna yang semakin beragam. Tak menutup kemungkinan perusahaan yang khas dengan warna biru tersebut juga akan membangun toko offline atau toko fisik.
Diakui Wisnu Iskandar, SVP Trade Partnership Consumer Electronic Group Blibli, perusahaannya memang memiliki keinginan untuk membangun toko offline. Namun ambisi ini menurutnya masih membutuhkan waktu cukup lama untuk diwujudkan, atau setidaknya di 2020.
"Mungkin iya, tapi tidak dalam waktu dekat. Mungkin tiga tahun ke depan," katanya usai peluncuran fitur Click&Collect di Jakarta (26/6).
Pernyataan Wisnu ini terlontar di saat beberapa perusahaan ritel ternama memutuskan mundur. Misalnya saja Giant yang menutup sejumlah gerainya di beberapa titik di wilayah Jakarta. Kendati demikian, dia yakin keinginannya untuk membangun toko offline tak terganggu dengan peristiwa tersebut. Pasalnya hal itu menurut Wisnu berada di industri yang berbeda.
Kehadiran e-commerce sendiri dinilai Wisnu bukan menjadi penyebab perusahaan ritel menutup beberapa gerainya. Sebelum kehadiran e-commerce pun, beberapa ritel memutuskan mundur dari persaungan di Indonesia. Apalagi jumlah e-commerce di Tanah Air masih dalam jumlah yang sedikit, atau sekitar 2% dari total perusahaan ritel di Indonesia. Dia juga menyebut e-commerce masih sangat belia untuk mengalahkan perusahaan ritel.