Bos Telegram tanggapi spyware yang dialami WhatsApp
Masalah keamanan pada WhatsApp yang digunakan miliaran pengguna jelas mengundang perhatian. Pendiri Telegram Pavel Durov pun turut memberikan tanggapan.
Spyware yang bisa menyusup di WhatsApp menjadi kabar yang mengejutkan pekan ini. Pasalnya software itu bisa mengetahui apa pun yang ada di ponsel Anda termasuk foto, email dan pesan teks melalui kendali hacker. WhatsApp kemudian merilis pembaruan keamanan yang akan mengatasi masalah tersebut.
Masalah keamanan pada aplikasi yang digunakan miliaran pengguna ini jelas mengundang perhatian. Pendiri Telegram Pavel Durov pun turut memberikan tanggapan. Alih-alih terkejut, masalah keamanan itu justru menurutnya sudah pernah terjadi di WhatsApp pada tahun lalu.
"Kabar ini tidak mengejutkan saya. Tahun lalu WhatsApp seharusnya mengakui bahwa mereka memiliki masalah yang sangat mirip - satu panggilan video melalui WhatsApp adalah satu-satunya (cara) peretas yang diperlukan untuk mendapatkan akses ke seluruh data ponsel Anda," kata Durov.
Durov mengatakan masalah keamanan di WhatsApp, termasuk masalah terbaru ini terlihat sangat mirip dengan sistem backdoor untuk mengawasi data pengguna. Lain dengan Telegram, WhatsApp bukan aplikasi open source sehingga tak mudah bagi peneliti untuk memeriksa backdoor. Caranya, WhatsApp mengaburkan biner aplikasi mereka guna memastikan tak ada yang bisa mempelajarinya secara menyeluruh.
Pada 2012, WhatsApp mentransfer pesan dalam bentuk teks sehingga dinilai gila oleh Durov. Pasalnya dengan konsep itu, tak hanya pemerintah atau peretas, penyedia jaringan seluler pun bisa memiliki akses ke semua teks WhatsApp. Namun kemudian WhatsApp menambahkan beberapa enkripsi hingga akhirnya diakuisisi Facebook.