ByteDance raup keuntungan Rp1.703 triliun, kalahkan Tencent
Tahun 2023 adalah tahun yang luar biasa bagi ByteDance, pemilik aplikasi populer TikTok. Keuntungan perusahaan ini meroket hingga lebih dari $110 miliar (Rp1.703 triliun).
Tahun 2023 adalah tahun yang luar biasa bagi ByteDance, pemilik aplikasi populer TikTok. Keuntungan perusahaan ini meroket hingga lebih dari $110 miliar (Rp1.703 triliun). Pencapaian mengesankan ini tidak hanya menunjukkan pertumbuhan perusahaan tetapi juga menandakan perubahan signifikan dalam dunia teknologi, karena berpotensi menyalip Tencent, salah satu raksasa internet Tiongkok.
Perjalanan ByteDance sungguh luar biasa, terutama mengingat tantangan ekonomi di Tiongkok dan pengawasan ketat di pasar-pasar utama seperti Amerika Serikat dan India. Dilansir dari Gizmochina (22/12), terlepas dari hambatan-hambatan tersebut, pertumbuhan pendapatan perusahaan serupa dengan pertumbuhannya pada tahun 2022, yaitu meningkat dari lebih dari $80 miliar (Rp1.238,7 triliun). Ini merupakan bukti kemampuan adaptasi dan pendekatan inovatif ByteDance.
Strategi perusahaan lebih dari sekedar media sosial. Ini memanfaatkan popularitas besar TikTok untuk menjelajah ke e-commerce dan bidang lainnya. Diversifikasi ini sangat penting, terutama ketika hanya mengandalkan media sosial mungkin berisiko. Perpindahan ByteDance ke e-commerce bukan hanya tentang memperluas portofolio bisnisnya; ini tentang mendefinisikan ulang bagaimana platform media sosial dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.
Di Tiongkok, ByteDance mengubah Douyin menjadi platform yang mencakup segalanya, menawarkan layanan seperti pemesanan makanan dan reservasi hotel. Ekspansi ini secara langsung menantang pemain mapan seperti Alibaba dan Meituan. Sementara itu, strategi TikTok di AS dan pasar internasional lainnya berfokus pada penggabungan hiburan dengan belanja, seperti yang terlihat dalam akuisisi unit e-commerce Tokopedia di Indonesia.
Namun, perjalanan ByteDance bukannya tanpa tantangan. Profitabilitasnya, khususnya sebagai perusahaan swasta, masih belum jelas. Selain itu, upayanya untuk mengatasi masalah keamanan nasional di AS menyoroti lanskap kompleks yang dihadapi oleh perusahaan teknologi internasional.