Casio, sang inovator kamera yang terlupakan
Ketika mendengar nama Casio, kebanyakan orang akan langsung teringat pada kalkulator, jam tangan G-Shock, atau keyboard musik. Namun, apa yang sering terlupakan adalah peran Casio sebagai inovator besar dalam fotografi digital.
Ketika mendengar nama Casio, kebanyakan orang akan langsung teringat pada kalkulator, jam tangan G-Shock, atau keyboard musik. Namun, apa yang sering terlupakan adalah peran Casio sebagai inovator besar dalam fotografi digital, menciptakan fitur-fitur yang kemudian menjadi standar pada kamera yang diperkenalkan bertahun-tahun kemudian.
Dilansir dari DP Review, perjalanan inovasi Casio dimulai pada tahun 1994 dengan peluncuran QV-10, kamera digital konsumen pertama dengan LCD dan live view. Kamera ini juga memiliki lensa yang dapat berputar, fitur yang kemudian muncul kembali pada beberapa model kamera Casio lainnya, serta pada model Nikon dan Sony.
Namun, inovasi sebenarnya terjadi pada tahun 1998 dengan rilis QV-700. Kamera ini menawarkan pre- dan post-shot buffering, mirip dengan apa yang disebut Olympus (OM System) sebagai Pro Capture saat ini. Meskipun tidak mengambil banyak gambar, QV-700 memungkinkan pengguna menyimpan beberapa gambar sebelum atau setelah menekan tombol shutter.
Tidak lama setelah QV-700, Casio memperkenalkan QV-7000SX, yang membawa mode film semacam (32 frame pada 160 x 120, tanpa audio) dan penyambungan panorama di dalam kamera (sesuatu yang masih belum dimiliki oleh beberapa kamera). Kamera ini juga menciptakan halaman HTML di kartu memori yang dapat dimuat di Netscape untuk menjelajahi foto-foto pengguna.
QV-7000SX juga menawarkan dukungan untuk transfer gambar inframerah (kemudian disebut IrDA), yang merupakan cara yang sangat lambat untuk mentransfer gambar secara nirkabel ke perangkat yang kompatibel. Sony dan Sharp terlibat dalam IrDA, dengan Sony menawarkan kamera dan printer dengan fitur ini.