Ekonomi Digital dan Startup di Indonesia Diproyeksian Terus Tumbuh di Tengah Isu PHK
Ada tiga bidang startup yang menjadi daya tarik bagi investor tahun ini, yaitu Green Tech, Embedded Finance, dan Healthcare
Dunia startup Indonesia saat masih mengalami tahap naik-turun. Bahkan, beberapa perusahan kerap melakukan efisiensi dan pemangkasan karyawan demi menjadi kestabilan bisnisnya. Meski begitu, kabar PHK tersebut belum tentu menjadi tanda buruk bidang perekonomian. Pasalnya, dalam Startup Report 2022, perekonomian Indonesia tahun 2022 tumbuh sebesar 5,31 persen, lebih tinggi dibanding tahun 2021 yang hanya 3,7 persen.
Tak hanya itu, perkembangan ekonomi digital di Indonesia juga mengalami tren positif. Dalam laporan The Economy SEA 2022 by Google Temasek, Bain, & Company, ekonomi digital Indonesia menapai USD 77 miliar pada tahun 2022 dan diproyeksikan akan meningkat hingga USD 130 pada tahun 2025.
Sementara pada bidang startup, terdapat kenaikan jumlah transaksi pendanaan pada tahun 2022 meskipun nilai akumulasinya menurun jika dibandingkan tahun 2021. Tahun lalu, terdapat 260 transasi pendanaan senilai $4,2 miliar, sedangkan pada tahun 2021 terdapat 214 transaksi pendanaan senilai $6,9 miliar.
Selain adanya kenaikan jumlah transaksi pendanaa, beberapa startup juga mencoba stratgei baru untuk memperluan produk dan layanan mereka, yaitu dengan merger dan acquisition (M&A). Tahun lalu, tercatat ada 34 kegiatan M&A yang terjadi di bidang startup.
“Dilihat dari tren investment di tahun 2022 berdasarkan jumlah, Fintech, OTA (Online Travel Agency), dan Agritech menjadi tiga industry terbesar. Sedangkan berdasarkan round, tiga industry terbesar adalah Fintech, Agritech, dan Social Commerce,” jelas Rama Mamuaya, CEO Daily Social dalam acara Power Lunch dengan tema Navigating Startups: The Challenges & Opportunities 2023 yang diadakan oleh GDP Venture di Three Buns, Senopati, Jakarta Selatan, Rabu (15/3).