Pengadilan: Elon Musk tidak berutang $500 juta pesangon kepada mantan karyawan Twitter

Oleh: Lysti Rahma - Kamis, 11 Jul 2024 13:03 WIB

Gugatan ini diajukan oleh dua mantan eksekutif Twitter, yang menuduh bahwa perusahaan baru Musk, X Corp., membayar pesangon lebih rendah dari yang dijanjikan.

Elon Musk, CEO Tesla dan pemilik SpaceX, tidak berutang $500 juta dalam bentuk pesangon kepada ribuan mantan karyawan Twitter. Hal ini diputuskan oleh pengadilan federal di San Francisco pada Rabu (11/7), mengakhiri salah satu gugatan terbesar yang diajukan terhadap Musk pasca pengambilalihannya atas platform media sosial tersebut pada tahun 2022.

Dilansir dari Tech Crunch (11/7), gugatan ini diajukan oleh dua mantan eksekutif Twitter, yang menuduh bahwa perusahaan baru Musk, X Corp., membayar pesangon lebih rendah dari yang dijanjikan dalam kontrak kepada sekitar 6.000 karyawan yang dipecat. Dalam gugatan tersebut, para penggugat mengklaim bahwa karyawan yang dipecat hanya menerima maksimal tiga bulan pesangon, meskipun Rencana Pesangon Twitter sejak 2019 menjanjikan hingga enam bulan pesangon untuk karyawan senior.

Para penggugat memperkirakan total pesangon yang seharusnya dibayarkan mencapai lebih dari $500 juta, dengan mengacu pada perlindungan di bawah Undang-Undang Keamanan Pendapatan Pensiun Karyawan Federal (ERISA).

Namun, Hakim Distrik AS Trina Thompson memutuskan untuk membatalkan gugatan class action tersebut. Dalam dokumen pengadilan, Hakim Thompson menyatakan bahwa perlindungan ERISA tidak berlaku dalam kasus ini karena X Corp. memberitahukan kepada karyawan segera setelah pengambilalihan pada Oktober 2022 bahwa mereka yang dipecat hanya akan menerima pembayaran tunai. Oleh karena itu, pemecatan massal yang terjadi pada November tidak tunduk pada rencana pesangon Twitter sebelumnya.

"Kami kecewa dengan keputusan ini dan sedang mempertimbangkan opsi hukum selanjutnya," kata seorang juru bicara dari firma hukum Sanford Heisler Sharp, yang mewakili para penggugat, dalam sebuah pernyataan melalui email kepada TechCrunch.