Facebook, MIT, dan Microsoft buat aplikasi deteksi Deepfake
Untuk membuat aplikasi yang dapat deteksi Deepfake, Facebook menggelontorkan dana sebesar Rp141 triliun dan diserahkan ke inisiasi Deepfake Detection Challenge (DFDC).
Saat ini, teknologi Deepfake sudah mulai banyak digunakan oleh masyarakat dunia. Para masyarakat dapat membuat sebuah video yang dimodifikasi hanya menggunakan aplikasi yang kini bahkan sudah ada di smartphone pengguna.
Hal ini menyebabkan banyak bermunculan postingan yang sudah dimodifikasi di media sosial. Beberapa media sosial besar, seperti Facebook melihat hal ini sebagai ancaman dan memutuskan untuk bergerak secepatnya.
Mereka melakukan hal tersebut dikarenakan pemilihan presiden Amerika 2020 sudah semakin dekat. Mereka takut akan ada pihak yang tak bertanggung jawab dan membuat kehebohan menggunakan teknologi Deepfake.
Salah satu langkah yang mereka lakukan adalah meminta bantuan dari pihak lain untuk mengidentifikasi video yang beredar di platform mereka. Beberapa pihak yang sudah dikontak oleh Facebook diantaranya adalah Microsoft, MIT dan University of Oxford.
Untuk membantu ketiga pihak tersebut, perusahaan yang kini dipimpin oleh Mark Zuckerberg tersebut menggelontorkan dana sebesar USD10 juta atau sekira Rp141 triliun. Uang tersebut didistribusikan ke inisiatif yang disebut sebagai Deepfake Detection Challenge (DFDC).