GoPro rumahkan lebih dari 200 karyawan karena Covid-19
Perusahaan action camera tersebut akan melepaskan lebih dari 200 dari 926 karyawan yang dimiliki per akhir 2019, dan langkah ini diharapkan dapat membantu perusahaan.
Ada banyak pabrikan yang terkena imbas dari pandemi virus corona (Covid-19), salah satunya adalah GoPro. Perusahaan ini baru saja mengumumkan akan memberhentikan 20% dari karyawannya. Terlebih dari mereka berencana untuk mmutuskan mitra ritelnya dan bekerja untuk menjual produknya langsung ke konsumen.
“Jaringan distribusi global GoPro telah terkena dampak negatif oleh pandemi Covid-19, mendorong kami untuk beralih ke bisnis direct-to-consumer yang lebih efisien dan menguntungkan selama tahun ini. Kami merasa sangat terpaksa untuk melepaskan banyak anggota tim kami yang berbakat, dan kami selamanya berterima kasih atas kontribusi mereka,” kata CEO GoPro, Nicholas Woodman.
Perusahaan action camera tersebut akan melepaskan lebih dari 200 dari 926 karyawan yang dimiliki pada akhir 2019, dan langkah ini diharapkan dapat membantu perusahaan mencapai tujuannya mengembalikan biaya operasional 2020 sebesar USD100 juta (Rp1,6 triliun). Agar dapat membantunya, Woodman dan dewan perusahaan memilih untuk tidak menerima gaji selama sisa tahun ini.
GoPro mengatakan telah bekerja menuju model bisnis direct-to-consumer dalam beberapa tahun terakhir, dan bahwa sekitar 20% dari bisnisnya di AS dan pasar Eropa berasal dari rata-rata 7 juta pengunjung setiap bulan ke situs web resmi GoPro untuk berbelanja.
Dilansir dari PetaPixel (18/4), kini mereka akan bergeser terutama ke penjualan langsung di wilayah dunia di mana GoPro telah memiliki pangsa pasar yang kuat, meskipun beberapa ritel masih dapat menyimpan produk-produk GoPro di pasar tertentu di mana konsumen lebih suka membeli secara offline.