Ini langkah pemerintah untuk tingkatkan keterampilan AI
Dengan menggandeng Microsoft Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) Republik Indonesia bersama meluncurkan inisiasi ElevAIte untuk meningkatkan keterampilan AI di Indonesia.
Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) Republik Indonesia bersama Microsoft telah meluncurkan ElevAIte Indonesia. Ini merupakan sebuah inisiatif pelatihan kecerdasan buatan (AI) yang bertujuan untuk membekali 1 juta talenta Indonesia dengan keterampilan AI hingga 2025.
Inisiasi ini diambil dengan menggabungkan makna "elevate" (meningkatkan) dengan "AI". Program ini bertujuan memperkuat posisi Indonesia di kancah global melalui pemanfaatan AI yang bertanggung jawab.
Dalam siaran pers yang diterima redaksi Tek.id, kehadiran ElevAIte Indonesia dirancang untuk menghubungkan talenta lokal dengan peluang yang diciptakan oleh AI, seperti peningkatan produktivitas dan kualitas pekerjaan, peningkatan inovasi yang bertanggung jawab, serta penciptaan nilai tambah di sektor industri strategis
Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid mengatakan bahwa transformasi AI tidak hanya soal teknologi. Namun, menurutnya. perubahan sosial dan ekonomi juga turut ikut andil. Dia menegaskan pentingnya pendekatan kolaboratif.
“Teknologi modern menuntut kita semua, khususnya para pemimpin, untuk menjadi lebih bijak, sabar, dan akomodatif. AI memberikan peluang besar untuk meningkatkan kualitas hidup, tetapi juga membawa tantangan yang harus dikelola dengan hati-hati,” ujar Meutya.
Lebih lanjut, Menkomdigi menjelaskan bahwa kolaborasi, komunikasi, dan negosiasi adalah kunci untuk memastikan teknologi dapat dimanfaatkan secara maksimal dan bertanggung jawab.
“Pemanfaatan AI tidak bisa dilakukan secara sepihak. Kita memerlukan sinergi dengan berbagai pihak, mulai dari pemerintah, pelaku industri, hingga masyarakat. Melalui inisiatif seperti ElevAIte Indonesia, kami ingin menunjukkan bagaimana teknologi AI dapat digunakan untuk memperkuat ekosistem nasional sambil tetap menjaga nilai-nilai etika dan kepentingan bersama,” tambah Meutya.