Intel belum temukan solusi tuntas untuk prosesor i9 yang sering crash
Dokumen internal Intel yang bocor dan diperoleh oleh Igor’s Lab mengungkapkan bahwa sebagian masalah disebabkan oleh overclocking yang salah pada core prosesor melalui fitur eTVB.
Intel, produsen semikonduktor ternama, mengakui bahwa mereka belum menemukan solusi final untuk masalah crash yang dialami oleh prosesor gaming desktop teratas mereka, yaitu Intel Core i9 Generasi ke-13 dan ke-14, yang dikenal dengan kode nama “Raptor Lake” dan “Raptor Lake S”. Meski beberapa perbaikan telah dilakukan, penyebab utama dari masalah ini masih belum terpecahkan.
Dikutip dari The Verge (19/6), menurut Thomas Hannaford, juru bicara Intel, pihaknya bersama mitra terus menyelidiki laporan-laporan ketidakstabilan yang diterima dari pengguna. "Bertentangan dengan laporan media sebelumnya, Intel belum mengkonfirmasi penyebab utama dan terus menyelidiki laporan ketidakstabilan pada prosesor desktop Intel Core Generasi ke-13 dan ke-14 yang tidak terkunci (K/KF/KS)," kata Hannaford dalam pernyataan resminya.
Hannaford juga menyebutkan bahwa microcode patch yang dirujuk dalam beberapa laporan media memperbaiki bug Enhanced Thermal Velocity Boost (eTVB) yang ditemukan selama penyelidikan. Namun, ia menegaskan bahwa masalah ini bukanlah penyebab utama dari ketidakstabilan yang terjadi. "Sementara masalah ini berpotensi berkontribusi terhadap ketidakstabilan, ini bukanlah akar penyebabnya," tambahnya.
Sebelumnya, dokumen internal Intel yang bocor dan diperoleh oleh Igor’s Lab mengungkapkan bahwa sebagian masalah disebabkan oleh overclocking yang salah pada core prosesor melalui fitur eTVB, bahkan ketika suhu prosesor sudah terlalu panas untuk melakukan itu. "Penyebab utama adalah nilai yang salah dalam algoritma microcode yang terkait dengan fitur eTVB," bunyi dokumen tersebut.
Dokumen itu juga mengungkapkan bahwa analisis kegagalan pada prosesor K SKU Generasi ke-13 dan ke-14 menunjukkan adanya pergeseran dalam tegangan operasi minimum pada prosesor yang terkena dampak, yang diakibatkan oleh paparan kumulatif terhadap tegangan inti yang tinggi. Intel menemukan bahwa salah satu faktor yang berkontribusi terhadap masalah ini adalah input tegangan yang tinggi ke prosesor akibat pengaturan BIOS sebelumnya yang memungkinkan prosesor beroperasi pada frekuensi dan tegangan turbo meskipun suhu prosesor sudah tinggi.