Kegagalan MFA picu lonjakan ransomware hingga 500%

Oleh: Lysti Rahma - Rabu, 03 Jul 2024 10:09 WIB

Laporan "State of Ransomware 2024" dari Sophos mengungkapkan bahwa rata-rata pembayaran tebusan kini mencapai $2 juta, naik tajam dari $400.000 pada 2023.

Dunia siber semakin mencekam. Pembayaran tebusan ransomware melonjak drastis lebih dari 500% dalam setahun terakhir. Laporan "State of Ransomware 2024" dari Sophos, pemimpin global keamanan siber, mengungkapkan bahwa rata-rata pembayaran tebusan kini mencapai $2 juta, naik tajam dari $400.000 pada 2023.

Dilansir dari The Hacker News (3/7), tak hanya itu, RISK & INSURANCE, sumber media terkemuka untuk industri asuransi, melaporkan bahwa pada 2023, permintaan tebusan median melonjak menjadi $20 juta dari $1,4 juta pada 2022, dan pembayaran melonjak menjadi $6,5 juta dari $335.000 pada tahun sebelumnya.

Faktor utama lonjakan ransomware

1. Penargetan lebih efektif oleh penjahat siber

Penjahat siber kini lebih cermat dalam memilih target. Mereka mengincar organisasi besar yang rentan terhadap gangguan operasional besar. Contohnya, MGM kehilangan $100 juta, Change HealthCare menderita kerugian lebih dari satu miliar dolar, dan CDK Global masih menghitung kerugian akibat serangan ransomware. Penjahat siber tahu betul bahwa korban akan lebih memilih membayar tebusan untuk meminimalkan kerugian yang lebih besar.

2. Pemanfaatan generative AI dalam serangan phishing