OpenAI ungkap ambisi manfaatkan energi nuklir untuk ChatGPT
Founder OpenAI menyebut dirinya berkeinginan untuk memanfaatkan energi nuklir sebagai penunjang operasional ChatGPT yang ramah lingkungan serta efisien.
Founder OpenAI, Sam Altman mengakui bahwa dirinya memiliki ambisi untuk menanfaatkan energi nuklir untuk menunjang operasional chatbot berbasis Artificial Intelligence (AI) buatannya yakni ChatGPT. Hal ini dilakukan demi mendorong adanya gerakan untuk menggunakan energi terbarukan yang ramah lingkungan serta lebih efisien.
Dilansir dari Independent (19/1), energi nuklir merupakan opsi yang paling masuk akal untuk saat ini, seperti halnya energi matahari yang tahan lama, maka Sam Altman menganggap bahwa hal ini juga bisa dimanfaatkan untuk keperluan pengembangan AI. Untuk bisa mengoperasikan ChatGPT setiap harinya dibutuhkan daya yang sangat besar yakni 1 GWh dan itu setara dengan energi 33 ribu rumah di Amerika Serikat.
Apabila OpenAI mulai menggunakan energi nuklir dalam waktu dekat, maka Sam Altman memperkirakan bakal semakin banyak energi yang bisa dihemat. Terlebih dengan semakin berkembangnya teknologi AI, energi yang dibutuhkan juga kian besar sehingga bila tetap bertahan dengan cara lama maka itu akan sangat merepotkan.
"Tidak ada jalan lain untuk mengatasi hal ini tanpa suatu pemecahan masalah yang benar-benar baru," sebut Sam Altman.
Dengan memanfaatkan teknologi 'Nuclear Fusion' maka dapat dihitung banyaknya potensi energi yang dapat dihasilkan. Bahkan itu sampai bisa membuatnya seakan energi yang tidak terbatas namun juga tidak memberikan dampak lingkungan yang berbahaya.