Meski produksi melemah, pabrik Apple di Tiongkok tetap paling menguntungkan
Menurut laporan perkiraan dari FinanceTimes, Apple saat ini bernilai lebih dari Tencent dan Alibaba jika digabungkan.
Apple mengandalkan Tiongkok untuk kapasitas produksi skala besar. Namun selama beberapa tahun terakhir, Apple menghadapi masalah ketegangan politik antara AS dan Tiongkok, bersamaan dengan pandemi Covid-19. Oleh sebab itu, perusahaan perlahan mengalihkan produksi ke negara lain seperti India.
Terlepas dari masalah ini, pabrik Apple di Tiongkok nyatanya masih paling menguntungkan. Efek pandemi memungkinkan bisnis Apple di Tiongkok berkembang pesar. Pendapatan operasionalnya meningkat 104% selama 24 bulan menjadi USD31,2 miliar pada tahun fiskal yang berakhir pada September.
Menurut laporan perkiraan dari FinanceTimes, Apple saat ini bernilai lebih dari Tencent dan Alibaba jika digabungkan. Sebagai informasi, perusahaan masing-masing mengantongi kekayaan USD15,2 miliar dan USD13,5 miliar.
Apple dan Tiongkok mencapai kesepakatan yang memungkinkan pabrikan iPhone untuk lolos dari “tindakan keras terhadap perusahaan IT lokal,” begitulah cara mendapatkan keuntungan.
Perjanjian, yang dibuat sebagai hasil dari kunjungan diplomatik berulang kali CEO Tim Cook ke negara itu selama bertahun-tahun, telah sangat memperkuat rantai pasokan Apple di wilayah tersebut. Perjanjian tersebut memungkinkan Apple untuk menjaga "akses tidak terbatas" ke tenaga kerja dan manufaktur yang terjangkau, yang sangat penting untuk keberhasilannya.