Pemasok Apple boncos gara-gara larangan iPhone di Tiongkok dan kebangkitan Huawei
Di tengah meningkatnya ketegangan hubungan Tiongkok-AS dan kekuatan kompetitif Huawei yang baru, pemasok Apple di Tiongkok berada dalam posisi yang goyah.
Di tengah meningkatnya ketegangan hubungan Tiongkok-AS dan kekuatan kompetitif Huawei yang baru, pemasok Apple di Tiongkok berada dalam posisi yang goyah. Dampak buruknya dimulai ketika Beijing mengeluarkan arahan yang menginstruksikan pegawai pemerintah pusat untuk berhenti menggunakan iPhone di tempat kerja, sebuah langkah yang memicu reaksi berantai di industri teknologi.
Apple mengalami penurunan harga saham sebesar 6,4% hanya dalam dua hari, menyebabkan kerugian kapitalisasi pasar sebesar $190 miliar. Dilansir dari Gizmochina (10/9), kemerosotan drastis ini merupakan akibat langsung dari sikap keras Tiongkok terhadap penggunaan iPhone di lingkungan pemerintahan, sehingga memicu kekhawatiran mengenai prospek masa depan Apple dan perusahaan pemasoknya.
Dampak yang lebih besar dari situasi ini dirasakan di pasar saham Tiongkok yang lebih luas. CSI 300 Index, yang mencakup perusahaan-perusahaan terkemuka Tiongkok, mengalami penurunan 0,5%, mengakhiri minggu yang ditandai dengan penurunan 1,4%. Indeks Komposit Shanghai turun 0,2%, sedangkan Indeks Komposit Shenzhen turun 0,4%.
Situasi tersebut meningkat hingga Hong Kong membatalkan perdagangan saham dan derivatif setelah peringatan hujan badai hitam dikeluarkan oleh Observatorium. Hal ini menandai kejadian kedua di bulan yang sama dimana kondisi cuaca buruk mengganggu pasar finansial kota tersebut.
Yang terkena dampak dalam kekacauan ini adalah para pemasok terkemuka Apple. Saham Foxconn Industrial Internet mengalami penurunan 0,6% dan ditutup pada 19,08 yuan. Luxshare Precision Industry turun 2%, berakhir pada 29,35 yuan. Penurunan ini disebabkan oleh larangan pemerintah Tiongkok terhadap iPhone bagi karyawan yang fokus pada investasi, perdagangan, dan hubungan internasional.