Peretas gunakan AI untuk serang perusahaan

Oleh: Nur Chandra Laksana - Kamis, 27 Februari 2025 12:02

Tingkat tebusan Ransomware berkurang, peretas kini gunakan AI untuk menyerang perusahaan.

AI saat ini menjadi salah satu topik yang hangat diperbincangkan oleh banyak orang. Bukan hanya membantu individu, namun penggunaan AI juga dapat membantu perusahaan untuk memperluas skala bisnis mereka.

Tapi bak pisau bermata dua, kemajuan AI juga dapat memberikan kerugian bagi perusahaan. Di tangan orang tak bertanggung jawab, AI dapat digunakan sebagai alat peretasan yang dapat merugikan banyak orang.

Sebuah penelitian terbaru dari ReliaQuest mengungkap bahwa AI memungkinkan peretas membobol sistem dalam waktu kurang dari satu jam. Laporan ini menunjukkan adanya pergeseran tren dalam metode serangan siber. 

Jika sebelumnya ransomware menjadi strategi utama peretas untuk mendapatkan keuntungan, kini mereka lebih memilih mencuri dan menjual data dibandingkan menuntut tebusan. Data tersebut menunjukkan bahwa 80% pelanggaran siber saat ini melibatkan pencurian data, sementara hanya 20% yang menggunakan enkripsi ransomware. 

Pergeseran ini disebabkan oleh rendahnya tingkat keberhasilan pembayaran tebusan, di mana hanya 7% korban yang berhasil mendapatkan kembali data mereka setelah membayar. Phishing tetap menjadi metode utama pencurian data, dengan 30% serangan melibatkan pencurian kredensial pengguna.