Pikir ulang cari pacar di aplikasi kencan
Dating Apps atau aplikasi kencang memang dapat mempercepat seseorang menemukan pasangan. Tapi di balik kecepatan itu, terdapat beberapa risiko yang bisa membahayakan.
Sejak pandemi melanda kurang lebih setahun belakangan, budaya masyarakat turut berubah. Terdapat beberapa interaksi antar individu yang harus disesuaikan. Interaksi yang semula dilakukan secara tatap muka, kini harus beradaptasi menggunakan berbagai platform teknologi untuk menghindarkan penyebaran virus. Interaksi semacam ini juga terjadi pada aktivitas mencari jodoh, pacar, atau pasangan yang banyak dilakukan di Dating Apps atau aplikasi kencan, seperti Tinder, Grindr, Bumble, OkCupid, Tantan dan sebagainya.
Tapi mungkin yang paling populer hingga saat ini adalah Tinder. Berdasarkan hasil suvei yang dilakukan Rakuten Insight menunjukkan sebanyak 57,6% responden di Indonesia menggunakan Tinder. Persentase ini merupakan yang tertinggi diantara aplikasi kencan lain yang disurvei, meliputi Tantan, OkCupid, Taaruf ID, BestTalk dan sebagainya. Aplikasi kencan memang sengaja dirancang untuk pengguna agar mudah dalam menemukan pasangannya.
Anda tidak perlu keluar rumah dan mencari kesana kemari untuk menemukan pasangan. Jadi, pengguna hanya perlu duduk dan membuka perangkat, lalu mulai mencari pasangan yang sesuai kriteria di aplikasi kencan. Seperti di Tinder, Anda hanya perlu geser-geser untuk menemukan calon pasangan. Apabila cocok, Anda bisa langsung memulai pendekatan dengan mengobrol di aplikasi, kemudian membuat janji temu sehingga Anda dapat berinteraksi lebih intim. Singkatnya, melalui aplikasi kencan, Anda dapat dengan mudah mempersingkat waktu untuk melakukan proses pencarian dan pendekatan untuk mendapat pasangan.
Namun cepat bukan berarti aman. Penelitian Anh Phan, dkk., dalam jurnal yang berjudul Threaten me softly: A review of potential dating app risks, menjelaskan bahwa motif orang menggunakan aplikasi kencan ini bermacam-macam, bahkan ada motif yang menjurus ke tindak kejahatan. Penelitian ini mengumpulkan beberapa penelitian lain yang membahas mengenai interaksi orang dalam aplikasi kencan.
Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa setidaknya terdapat enam motif seseorang dalam menggunakan aplikasi kencan, antara lain mencari kesenangan, mencari teman, menyombongkan diri, mencari komitmen cinta, mengatasi anxiety, dan mencari hubungan seks gratis. Dalam melancarkan motif ini, terdapat beberapa aktivitas yang melibatkan upaya manipulatif. Melihat adanya potensi manipulasi agar berhasil melancarkan motif tersebut, aplikasi kencan bisa menjadi ruang yang tidak aman untuk berinteraksi.