Riset AWS: 98% Pekerja di Indonesia butuh pelatihan digital
Riset AWS bersama dengan AlphaBeta memproyeksikan sebanyak 17,2 juta karyawan di Indonesia membutuhkan pelatihan digital tahun depan.
Hasil riset Amazon Web Services, Inc. yang dirilis hari ini (22/3) menunjukkan adanya urgensi terhadap kebutuhan pelatihan kemampuan digital oleh para SDM dan pemberi kerja. Hal ini disebabkan oleh pandemi yang mendorong dinamika kerja baru dalam penerapan teknologi-teknologi mutakhir.
Berdasarkan survei yang dilakukan AWS bersama firma konsultan strategis dan ekonomi AlphaBeta dalam laporan bertajuk “AWS Building Skills for the Changing Workforce”, 98% pekerja di Indonesia membutuhkan peningkatan kapasitas di bidang digital.
Survei dilakukan kepada 1.035 karyawan yang berkecakapan digital, baik berkecimpung dalam bidang teknologi maupun tidak, dan 300 orang berstatus sebagai pemberi kerja yang mewakili organisasi atau perusahaan di Indonesia, dari sektor publik, swasta, maupun nirlaba.
Kemampuan digital dalam menggunakan peranti-peranti berbasis cloud adalah ragam pelatihan yang akan paling banyak diminati pada 2025. Disusul oleh kecakapan di bidang keamanan siber, technical support, digital marketing, migrasi fasilitas on-premies ke cloud, computer networking, artificial intelligence dan machine learning, perancangan arsitektur desain, IoT dan pengembangan perangkat lunak yang masuk dalam 10 besar daftar.
“Kebutuhan untuk peningkatan kecakapan digital mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Laporan ini menunjukkan bahwa terjadinya pandemi COVID-19 telah mengakselerasi munculnya kebutuhan untuk penyelenggaraan pelatihan bagi pekerja dari kalangan teknologi maupun nonteknologi di Indonesia. Ini juga yang mendorong organisasi mempercepat terwujudnya transformasi digital untuk menjaga daya saing mereka,” kata Genevieve Lim, direktur AlphaBeta (bagian dari Access Partnership) untuk wilayah Asia Pasifik (APAC).