Sebelum Stadia gagal, Google pernah coba akuisisi Epic Games
Dokumen yang terungkap dalam kasus Epic Games menunjukkan bahwa sebelum proyek Stadia disebutkan, Google telah mempertimbangkan untuk mengakuisisi Epic Games.
Google Stadia mungkin menjadi salah satu kegagalan terbesar dalam beberapa tahun terakhir. Proyek ini, yang diluncurkan dengan harapan besar oleh Google, memiliki potensi yang signifikan meskipun terhambat oleh keputusan yang buruk dan kejadian yang tidak menguntungkan. Namun, informasi terkini mengungkap alasan lain kegagalannya. Google tidak merencanakan Stadia dengan cukup baik, karena tujuan awalnya adalah mengakuisisi Epic Games.
Google dan Epic Games saat ini sedang terlibat perselisihan hukum. Dugaan perilaku anti kompetitif Google di pasar aplikasi Android merupakan isu utama dalam gugatan antimonopoli. Namun, tampaknya hubungan kedua perusahaan itu tidak selalu berselisihan. Menariknya, jika semuanya berjalan lancar, mereka mungkin bukan dua perusahaan yang terpisah saat ini. Pasalnya, Google berupaya mengakuisisi Epic Games pada tahun 2018.
Google telah mencari pijakan di industri game selama beberapa waktu lalu. Sudah menjadi kekuatan dominan di bidang game mobile, perusahaan ini bertujuan untuk memperluas pengaruhnya ke game PC dan konsol berkualitas AAA.
Dokumen yang terungkap dalam kasus Epic Games menunjukkan bahwa sebelum proyek Stadia disebutkan, Google telah mempertimbangkan untuk mengakuisisi Epic Games. Dilansir dari Gizmochina (26/11), perusahaan tersebut mempertimbangkan investasi hingga $2 miliar untuk mengamankan 20% saham Epic Games.
Selain itu, perusahaan itu mengambil ide ini selangkah lebih maju dengan melakukan diskusi dengan Tencent. Rencananya, kedua entitas tersebut akan mengakuisisi Epic Games dan menjalin kerja sama. Namun, hal yang menghalangi perusahaan untuk melakukan proyek ini adalah potensi hambatan regulasi. Selain itu, kemitraan Tencent juga menghadirkan serangkaian tantangan tersendiri.