Sejarah dan evolusi jaringan seluler, dari 1G hingga 5G
Indonesia selangkah lebih dekat dengan jaringan 5G. Lantas bagaimana sejarah terbentuknya jaringan seluler sampai pada generasi kelima ini?
Korea Selatan merupakan negara pertama yang mendeklarasikan standar nirkabel seluler generasi kelima atau yang dikenal 5G. Hadirnya 5G merupakan kemajuan besar bagi industri seluler sejak pertama kali meluncurkan telepon seluler pertama pada 1973. Setelah Korea Selatan, negara-negara besar mulai mengadopsi jaringan nirkabel ini pada 2020. Dan Indonesia sudah selangkah lebih dekat dengan 5G, dimana Kemenkominfo mengumumkan pemenang lelang frekuensi 2,3 GHz yang dapat digunakan untuk menggelar jaringan 5G. Penerapan 5G sendiri di Indonesia akan dimulai bertahap tahun depan.
Setiap generasi standar nirkabel – atau yang disingkat G – telah memperkenalkan kemajuan. Meskipun standar resminya belum ditetapkan, 5G diharapkan dapat berjalan tiga kali lebih cepat dari standar 4G saat ini. Untuk sampai pada titik ini, jaringan seluler nirkabel telah melewati berbagai generasi, dimana 1G sebagai generasi pembuka.
1G: Awal dari jaringan seluler
Jaringan seluler pertama kali dibesut di Tokyo, Jepang oleh Nippon Telegraph and Telephone (NTT) pada 1979. Lima tahun kemudian, 1G mulai diluncurkan NTT untuk mencakup seluruh daerah di Jepang. Setahun sebelumnya (1983), Amerika Serikat juga sudah menyetujui operasi 1G pertama dengan Motorola DynaTAC sebagai salah satu ponsel seluler pertama yang digunakan. Lalu, negara lain seperti Kanada dan Inggris pun ikut melancarkan jaringan ini beberapa tahun kemudian.
Sebagai jaringan seluler pembuka, kelemahan pasti ada. Saat itu, 1G diklaim memiliki jangkauan yang buruk dan kualitas suara rendah. Dukungan roaming antar operator pun tidak ada karena sistem yang beroperasi dengan rentang frekuensinya berbeda-beda. Dan yang paling buruk jika kita lihat dari sudut pandang masa kini, panggilan 1G tidak dienkripsi, sehingga siapapun yang memiliki pemindai radio dapat melakukan panggilan yang sama.