Waduh! Semakin pintar AI, semakin buruk untuk lingkungan
OpenAI disebutkan membutuhkan setidaknya 235 mL air dan listrik seperti lebih dari selusin penggunaan bohlam LED selama 1 jam hanya untuk membuat 100 kata untuk sebuah email.
Selama beberapa tahun kebelakang, teknologi AI semakin berkembang dengan pesat. Dengan semakin meningkatnya kemampuan yang dapat dihasilkan oleh sebuah AI, maka semakin besar juga resource yang dibutuhkan untuk menjalankannya.
Dari sekian banyak AI yang ada, OpenAI adalah salah satu teknologi yang memiliki kemampuan yang sangat besar. Namun, dalam sebuah laporan terbaru, OpenAI adalah mesin yang memiliki kebutuhan energi yang sangat besar.
Pada sebuah postingan yang dilakukan oleh University of California, ChatGPT dilaporkan menggunakan air yang cukup banyak dalam mengelolah bahkan menulis 100 kata untuk sebuah email. Semakin sedikit ketersediaan air di suatu wilayah, dan semakin murah listriknya, semakin besar kemungkinan pusat data tersebut akan bergantung pada unit pendingin udara bertenaga listrik.
Salah satu contohnya di Texas, chatbot hanya mengonsumsi sekitar 235 mililiter yang dibutuhkan untuk membuat satu email 100 kata. Di sisi lain, email yang sama yang dirancang di Washington akan membutuhkan 1.408 mililiter (hampir satu setengah liter) per email, seperti lapor Digitaltrends (20/9).
Pusat data saat ini telah tumbuh lebih besar dan lebih padat dengan munculnya teknologi AI generatif. Hasilnya, pendinginan menggunakan udara tak lagi cukup untuk menangani panas yang dihasilkan oleh mesin tersebut.