Seniman asli vs. AI 'art': Pertarungan di platform media sosial
Masalah ini diperparah oleh kebijakan Meta yang menganggap unggahan publik sebagai bagian dari data pelatihan AI mereka.
Seniman di seluruh dunia menghadapi ancaman serius dari kecerdasan buatan (AI) yang semakin menguasai platform media sosial tanpa regulasi yang jelas. Instagram, yang dimiliki oleh Meta, menjadi salah satu tempat di mana AI 'art' dianggap merusak dan mencuri karya seniman asli.
Dilansir dari USA Today (29/7), Bella Bakeman, seorang pengguna Instagram yang menghabiskan lebih dari 13 jam per minggu di platform tersebut, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap meningkatnya jumlah konten AI 'art'. "Setiap unggahan AI 'art' menggantikan karya seniman sejati yang telah menghabiskan berjam-jam menciptakan karya yang spektakuler," ujar Bella. "Ini adalah penghinaan terhadap para seniman yang menjadi jantung komunitas online."
Bronwyn Lipka, ilustrator lepas berusia 25 tahun, menambahkan, "Seniman AI pada dasarnya mencuri karya Anda, tetapi tidak ada cara untuk mengetahuinya karena tidak ada akuntabilitas."
Masalah ini diperparah oleh kebijakan Meta yang menganggap unggahan publik sebagai bagian dari data pelatihan AI mereka. Kebijakan ini membuat seniman berada dalam dilema, harus memilih antara tetap menggunakan platform yang telah mereka kembangkan atau melihat karya mereka dicuri oleh AI.
Platform alternatif seperti Cara, yang tidak menggunakan model AI pada konten pengguna, mulai menarik perhatian seniman. Namun, dengan kapasitas yang terbatas, Cara belum mampu menampung banyak seniman yang mencari tempat aman untuk berkarya.