Gelombang serangan Ransomware di Asia Tenggara terus meningkat
Dalam sebuah laporan terbaru, dilaporkan bahwa serangan ransomware di Asia Tenggara terus mengalami peningkatan.
Di tengah upaya digitalisasi besar-besaran di Asia Tenggara, gelombang serangan ransomware terus meningkat. Beberapa negara berkembang di wilayah tersebut, termasuk Indonesia, terkena ancaman serangan siber yang satu ini.
Ransomware sendiri adalah jenis perangkat lunak berbahaya (malware) yang dirancang untuk mengunci atau mengenkripsi data pada komputer atau jaringan korban. Alhasil pemilik data tidak dapat mengakses data tersebut.
Dalam sebuah laporan terbaru dari Trend Micro, Ransomware telah menghantam perusahaan dan lembaga pemerintah di kawasan tersebut. Serangan yang terjadi di Indonesia, Jepang, dan Thailand sejak awal tahun 2024 menunjukkan betapa rentannya infrastruktur digital di wilayah ini.
"Ini bukan hanya soal serangan, tapi bagaimana kecepatan digitalisasi yang kurang diimbangi dengan keamanan," ujar Ryan Flores, manajer senior di Trend Micro, seperti dilansir dari laman Darkreading (3/9).
Malware yang satu ini telah berkembang menjadi ancaman serius, dengan insiden besar seperti serangan oleh kelompok Brain Cipher pada Juni 2024 yang mengganggu lebih dari 160 lembaga pemerintah di Indonesia.