Setelah Tokopedia, kini giliran Bhinneka terdampak peretasan
Selain Bhinneka, sembilan perusahaan lain dengan total 73,2 data pengguna telah berhasil diretas oleh kelompok peretas bernama ShinyHunters.
Kasus peretasan skala besar dikabarkan kembali terjadi. Kini, giliran kelompok peretas bernama ShinyHunters mengklaim telah melakukan peretasan atas 10 perusahaan dan telah menjual data penggunanya di dark web.
Seperti diketahui, kelompok ini merupakan kelompok peretas yang berhasil membobol data Tokopedia pekan lalu. Mereka membocorkan 15 juta catatan pengguna gratis secara online, tetapi kemudian menjual seluruh database yang berjumlah 91 juta data pengguna seharga USD5.000 atau Rp74,5 juta.
ZDNet (11/5) melaporkan, dari 10 perusahaan dalam laporan baru yang diretas, salah satunya datang dari perusahaan Indonesia, yakni Bhinneka. Kali ini, sekitar 1,2 juta catatan pengguna dilaporkan telah diretas. Berikut ini 10 perusahaan yang terdampak peretasan terbaru oleh ShinyHunters :
- Aplikasi kencan online Zoosk (30 juta data pengguna)
- Layanan cetak Chatbooks (15 juta data pengguna)
- Platform mode Korea Selatan, SocialShare (6 juta data pengguna)
- Layanan pengiriman makanan, Home Chef (8 juta data pengguna)
- Pasar online Minted (5 juta data pengguna)
- Surat kabar online Chronicle of Higher Education (3 juta data pengguna)
- Majalah furniture Korea Selatan, GGuMim (2 juta data pengguna)
- Majalah kesehatan Mindful (2 juta data pengguna)
- Bhinneka, toko daring Indonesia (1,2 juta data pengguna)
- Surat kabar StarTribune Amerika (1 juta data pengguna)
Sebagaimana data di atas, total basis data yang telah diretas berjumlah 73,2 juta. Mereka menjual data tersebut secara terpisah, dengan total penawaran sekitar USD18.000 atau Rp268 juta.
Keaslian beberapa database yang terdaftar tidak dapat diverifikasi saat ini. Namun, sumber-sumber di komunitas intel ancaman cyber seperti Cyble, Nightlion Security, Under the Breach, dan ZeroFOX percaya ShinyHunters adalah aktor ancaman yang sah.